Saturday, May 9, 2020

(Almost) 33 Years Old Me

Hei. Lama tak jumpa….

Umurku sekarang sudah 32, dan akan 33 tahun dalam beberapa hari.
Kadang aku pikir, well, life’s like a roller coaster, siklus yang mana pada suatu ketika akan kembali ke sebuah masa. Dan masa itu tertanda ketika terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan, at least dalam pikiranku.

Melihat kembali catatan-catatan ketika umurku lebih muda, ada suatu masa ketika aku berpikir bahwa “I’m a total loser”. I wasn't good at anything, and everything happened to me was a total breakdown…. Then… somehow, it all fixed. Dunia cerah kembali, I can be myself effortlessly. Semuanya lancar jaya, baik-baik saja, menyenangkan.

Dan roda waktu berputar, kembali ke mode awal.

Frustrasi lagi.

Mungkin ini siklus ketiga yang kurasakan dalam (hampir) 33 tahun hidupku. Mustinya aku lebih berpengalaman sehingga bisa menghandle ini dengan lebih baik. Tapi nyatanya tidak semudah itu Ferguso…. Ini malah jauh lebih sulit.

Harus berdamai dengan “si setan kecil” dalam pikiranku ini.

Aku nggak tau harus bagaimana lagi untuk me-manage ini, dan setahuku terakhir kali aku mengalaminya, aku banyak menulis. Kalau kalian lihat, mungkin masa itulah aku banyak menulis tentang segala hal yang terpikir. Sehingga banyak momen yang terdokumentasi di tahun-tahun itu. Aku berharap ini bisa menolong, seperti waktu itu.

Apa yang salah kali ini, mungkin hanya ada dalam pikiranku saja. Mungkin yang dulu-dulu juga begitu, mungkin. Atau sekarang aku sudah terlalu tua (nggak bisa bilang dewasa juga sih), untuk menyalahkan external circumstances, walaupun mungkin beberapa menjadi factor yang mempengaruhi.

Beberapa kali mendengarkan ceramah dan kelas tentang mindfulness, ada beberapa tahap dimana kita bisa mencapai recovery, walaupun buat melaluinya juga dengan usaha yang tidak mudah. Beberapa kali bereaksi secara impulsif pada sebuah keadaan (yang mostly tidak menyenangkan), ada yang berhasil bagus, tapi kebanyakan malah memperburuk keadaan. Ya iyalah, kalau yang dipakai emosi, pasti ujung-ujungnya buruk. Keadaan yang tidak menyenangkan dalam pikiranku kali ini dampaknya buruk sekali rasanya. Dari keadaan itu aku menjadi marah, dengki, sedih, jengkel, capek, frustasi, malas, merasa dilupakan, dan serentetan hal-hal negative yang lainnya. I tried very hard to cope with this circumstance. Berusaha menjadi positif di tengah-tengah negatifnya pikiranku. I thank my husband and my son for being very supportive to me, during this whole time.

I can’t say what makes me feel this way, but I wish… in a blink, this problem will be solved. Seperti yang dulu-dulu, aku akan berusaha keras untuk menjadi bersinar kembali, menjadi diri sendiri dan tetap menyenangkan.

Beberapa tahun ini mungkin terasa sulit, tapi semoga masa menyenangkan nya bertahan saaaaaaangat lama. So then, the tears and pain I feel now, will be paid off.

For dreams.

For the future.

For life!!