Thursday, September 29, 2011

Homesickness Attacked


こんばんわ!

Hay hay people!! Am I too long time not updating the journal?? Hehehe, actually I am not that busy attending classes or something more academic. I somehow quite often sleep in the class also. How can I be a good master... To make you clearly not be jealous of me that currently going abroad, I will tell you briefly about living overseas, especially in the country which is not too far from your home country, and the air fare to go back to your home country is relatively affordable.

Yap, aku nggak tau kenapa, kok lewat sebulan lebih disini, temen-temen makin banyak aja yang galau. Oke, kalo kata “galau” sudah hampir punah di Indonesia, maka di tanah perantauan ini kata itu masih ngetren, setara dengan, “Alhamdulillah yah, sesuatu’ banget”-nya Syahrini. Hehehe... Aku juga sempat terserang virus galau ini. Yang mendadak tau-tau badan seperti terserang angin puyuh, rasanya panas dingin nggak jelas, dan tau-tau ini tangan secara nggak sadar udah menggerakkan jari mengetik airasia.com dan kursor mulai mengarah ke search ticket dari Bangkok (BKK) ke Surabaya (SUB), dan klik klik klik... oooh, ada tiket yang “agak” murah untuk sekedar menghabiskan weekend di Surabaya!!! Fuufufu...

Sesungguhnya aku bukannya ingin membuang-buang uang untuk cuma sekedar balik ke Indonesia dan dalam waktu singkat kembali lagi ke Thailand. You all agree that time with family and beloved one is priceless, you cannot convert it into money or things. Bukan begitu sodara-sodara sekalian??

Dalam hitungan detik, saya mulai kalang kabut buat mengurus ini-itu untuk pemesanan tiket tersebut, takutnya, kalo telat sehari aja, kadang harga tiket udah beda jauh. Dan aku nggak mau menyesal. Secepatnya harus dapat tiket itu di tangan (yeah, actually cuma kode bookingnya doang siiih). Dan ternyata akun easy banking via internet-ku belum aktif, dan sialnya, udah ku-submit berkali-kali kok di reject juga. Mana pas itu weekend, banknya kan nggak buka, jadi nggak bisa langsung tanya ke bank. Eh, pas Seninnya kesana, sananya nggak tau. Aku telpon ke costumer service, si CS nyuruh aku balik lagi ke bank (mana pake bahasa Inggris-nya masih dengan logat Thai yang kental, dan masih bikin aku dobel setres buat menginterpretasinya). Sampai di bank, apa coba yang salah ternyata? TAHUN LAHIR SAYA 1987 MASEHI HARUSNYA DITULIS 2530 TAHUN THAI!!! Ampuuun... *ngelap keringet di dahi.

Akhirnya, Senin siang itu aku pun berhasil meraih sepotong tiket PP Bangkok-Surabaya untuk akhir Oktober. Sialnya, habis itu aku kok ya pake umuk sama temen-temen. Dan mulailah bermunculan badai kegalauan itu... terutama pada mereka-mereka yang sudah married dan punya anak (sebenernya mungkin udah lama ya, tapi baru ter-expose). “Dia yang baru pacaran aja udah galau pengen pulang, apalagi yang married ya…,” celetuk salah satu temanku sambil menunjuk ke arahku.

Hei hei hei... perlu ditegaskan disini, yang kukangenin itu bukan cuma pacar saya si Kamen Rider, mentang-mentang tujuannya ke Surabaya (bukan Jogja, my own home town), tapi lebih karena kebetulan mama juga sedang tinggal di Surabaya tiga bulan ini. So, sambil menyelam minum air, melepas rindu nggak hanya sama pacar, tapi juga keluarga, they’re so precious to me. Dan semoga, beasiswa segera cair yaaa, biar aku nggak merasa bersalah banget nih beli tiket nggak bilang-bilang ortu... hehhehe...

Oke, gelombang kegalauan dimulai dari sebuah spot ngopi di dalam kampus, namanya UFM. Rasa kopinya sih standar-standar aja, tapi memang harganya itu yang masih terjangkau banget untuk itungan mahasiswa kere macam saya, dan para mahasiswa Indonesia yang kebanyakan uang beasiswanya dihemat buat ditabung. Hahahaha... Dan biasanya berkumpullah kami di situ, sharing segalanya, kangen rindu tanah air dan terutama orang-orang tercinta. Nggak puas di UFM, pembahasan berlanjut di FB, masih tentang kegalauan. Hufff...

The decision to going abroad must be considered really well. Harus dipikirkan bener-bener. Sebenernya waktu awal berangkat kesini juga aku belum 100% siap, terutama soal funding, masih miskin semiskin-miskinnya, and the worst part was I’m still depending on my parents. Bener-bener nggak enak dan serba salah rasanya :( Semakin kesini, semakin bisa menyesuaikan pemasukan dengan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari plus biaya hedon (beli baju dan ngopi, hahaha). This is really a good experience for me to be far from family. Tapi nggak enaknya, ya itu... urusan kangen-kangenan. Nggak hanya sama si Kamen Rider, sama keluarga juga. 

Okelah sekarang teknologi sungguh mengenakkan untuk siapapun yang sedang menjalani LDR (not Long Dick Reduction, but Long Distance Relationship, to make it clear), ada banyak pilihan, mulai dari e-mail, YM, FB, Twitter, Whatsapp, Skype and many more options. Masalahnya, salah paham juga bisa datang dari kemudahan itu sendiri, bisa yang teknis (koneksi putus-sambung, batre gampang drop, dll) maupun non teknis (telat bales karena ribet, nggak kebaca, HP ketinggalan, dll). Jujur aja, sejak disini, dan HP mulai nggak bisa diajak kerja sama (karena batrenya yang gampang tepar dan boros pulsa dan suka telat ngirim message), aku jadi jarang bawa HP. Mendingan sekalian pas lagi online di PC, koneksi stabil dan ngetik juga nyaman (setuju kan kalo kadang ngetik di HP itu blibet?). Urusan koneksi juga kadang nggak semulus jalan tol, biarpun jaringan internet di kampus tercinta ini bisa dibilang super cepat dan menyenangkan, tapi gimana nasib di negeri sendiri? Internet lambat macam sipuuuut! Marmos abis waktu lagi asik-asikan liat-liatan (Skype) sama si pacar atau melepas rindu sama papa-mama mendadak gambarnya berhenti, suara juga berhenti, dan muncul tulisan “There is internet connection problem between you two”, lalu terputus dengan enaknya. Damn! Sebel kuadrat! Dan kalo tiba saatnya internet kampus nge-down, bisa sehari semalam, bahkan sempat 2 hari putus-nyambung. Kesel kan? Kalo udah kayak gini, ya udah mending tidur aja atau baca-baca atau merajut (teteeeepp!). Haahaha... Another option, pake mobile online, tapi sama aja, koneksi lebih nggak stabil lagi, kirim YM hari ini nyampenya besok, pas dibales, sering dikira salah kirim, duh ampuuun... tobat saya. Bener juga kata-kata bijak para ortu, “Alah dulu belum ada HP atau internet, cuma pake surat-suratan nyatanya hubungan kami bisa langgeng,” yep, maybe I should try this way for my own relationship, but is it still appropriate for recent days?? HIDUP MERPATI POS!!! (dasar wong setres!)

Berada jauh dari orang-orang tercinta memang menimbulkan konflik batin yang luar biasa. Ada yang bisa mengatasinya dengan baik dan cepat, ada juga yang sulitnya bukan main. Makanya urusan yang satu ini sebaiknya diselesaikan sebelum berangkat, semua harus clear dan make sure there would be no problem if you left them for a while, dan juga buat diri sendiri, siap nggak untuk menghadapi kesendirian di negeri orang. Yaa, walaupun pada kenyataannya di sini juga aku nggak sendirian sih jadinya, saking banyaknya orang Indonesia juga di sini. Sampai ada ungkapan begini, “Kamu disini tuh ya, bukannya improve English, tapi basa Thai dan basa Jawa,” huakakakakak... Yeah, you will not alone. Orang Indonesia itu banyaaak, di setiap negara, carilah orang Indonesia, pasti ada deh at least satu, apalagi di negara-negara ASEAN, banyaaak! So you wouldn’t feel lonely anymore. 

Tapi mungkin beda status beda juga tingkat homesick-nya, beda juga antara pria dan wanita. Dari pengalaman selama beberapa minggu disini, yang udah menikah (apalagi yang udah punya anak) lebih rentan homesick ketimbang yang single dan hobi jalan-jalan (lho?). Hahaha... iya lho, terbukti mutlak kalo jalan-jalan itu mengurangi tingkat stress secara signifikan. Makanya aku gimanapun caranya pasti weekend jalan-jalan, walaupun hanya ke Future Park (masih nggak kuat buat jalan-jalan jauh, still waiting for the scholarship to come :D). Kalo udah ada duit aja buat jalan-jalan jauh, dijamin, disini rasanya nggak bakal se-sumpek sekarang yang cuma bisa terkurung di kampus AIT, Khlong Luang. Semoga Dikti sedikit lebih pengertian pada para pekerjanya ini... Hahaha...!

Selain jalan-jalan, berteman juga bisa jadi obat melawan homesick. Bertemanlah sebanyak-banyaknya dengan orang asing, sebanyak yang kamu bisa. Gampang kok, waktu papasan jalan atau naik sepeda cuma senyum aja dan bilang, “How are you?”. Gitu aja, besoknya kalo ketemu lagi pasti dia bakal nanya balik, jadi temen deh. Bagus lagi kalo sempet ngobrol dan tanya-tanya backgroundnya, gimana negaranya, dan lain-lain. Bahan obrolan paling seru adalah tentang wisata di negaranya, dijamin dia bakal promosi abis-abisan deh. Dan kalo udah bosen, tinggal tutup pembicaraan dengan janji bakal ke negaranya suatu saat nanti (entah kapan sih... hehee). Tapi esensinya adalah semakin banyak teman semakin banyak yang bisa diajak sharing, dan nggak bakalan bosen, karena setiap orang itu berbeda, jadi ada yang bisa dieksplor (emang apaan??).

Ahh, tiket buat akhir Oktober sudah di tangan. Semoga bisa bermanfaat untuk me-recharge semangat belajar (dan jalan-jalan). Sekarang saatnya focus ke ujiam mid semester. Akh siaaaal!!! Makin dekat mid sem exam makin susah aja ni otak dimasukin bahan kuliah. Buku cuma ditumpuk di kasur dan dikelonin (emang ilmunya bisa masuk lewat tangan??) huhuhu... Semangat semangattt!!! Doakan saya bisa melewatinya dengan sukses yaa... at least I can pass it is enough... OSH! 

モットガンバロー!

Untuk sahabatku yang memutuskan untuk melepas studinya hanya sampai disini, sebenernya aku merasa sayang dan sedih. But it’s all your choice, and you know what best for yourself and your family. But I will surely missing you when you’re not around anymore... See you again in our beloved home country! (hiks)

Friday, September 23, 2011

Kiseki




This video I made for my beloved man, Aria Sungsang Nir Prahara...
I miss you...
Everytime I see videos that we made before I leave to Thailand always makes me cried.

The BGM song キセキ(Kiseki/Miracle) - GReeeeN
In this video is mixed between the original song, acoustic guitar playing by kuraudo555 (http://www.youtube.com/watch?v=geWdkO_6_SU&feature=feedlik) and me f(^o^)

---

I'll love you more tomorrow than today
These overflowing emotions won't stop
Right now I love you so much
I can't even put it into words

The days you've given me accumulate
The days that have passed, the paths we walked together
Whether our meeting was coincidence
Or fate, just the fact that we met
Is a miracle

We walk close together
Making our eternal love tangible
I want to always be smiling by your side
"Thank you" and, ah, "I love you"
Just aren't enough, just at least let me say
I'm happy

I'll be smiling more tomorrow than today
Just being with you makes me feel that way
Ten years, a hundred years, a thousand years
Let's spend the time together

I love you...

Monday, September 5, 2011

After A Month Here


Sawadee kaa!!

Hehehe… sekarang kok salamnya jadi berubah ya? Tergantung faktor lokasi nih. Hahaha. I am so sorry for not updating the journal for this late two weeks. I really wanted to write down so many stories inside my head, but when I started to type, the words suddenly vanish. Hufffh...


Aku baru ingat, hari ini tanggal 5 September, berarti sudah sebulan berlalu sejak aku meninggalkan tanah air dan mencicipi hidup di tanah seberang, Thailand. Beberapa teman menanyakan, “Gimana disana Tid?” atau “Udah bisa bahasa sana?” dll. Bingung juga, gimana disini? Satu hal yang pasti, Thailand sama Indonesia itu nggak beda jauh, waktunya sama dengan WIB, tropis juga (tapi buatku sih disini lebih sumuk dan lembab, humidity-nya lebih deh kayaknya), muka orang-orangnya juga hampir sama (sampai aku sering dikira orang Thai). Yang bikin bakal ngerasa sangat nggak Indonesia adalah BAHASA nya yang bikin aku stress! Hahaha… Oke baiklah, kira-kira begini masa sebulan orientasiku di negeri gajah putih ini.

Seminggu pertama, sumpah stress sampai hampir gila aku. Aku pernah dikasihtau, kalau orang Thai itu jarang yang bisa menggunakan bahasa Inggris dengan baik. Tapi aku nggak terlalu khawatir, soalnya kampusku kan internasional, bahasa pengantarnya bahasa Inggris. Iya siiih, di kampus emang semuanya bahasa Inggris, tapi selain itu, nggak sama sekali! Semua pake bahasa Thai, dan tulisan dalam huruf Thai! Dan itu aku rasakan waktu aku harus ngisi pulsa, dan nggak ngerti caranya, dan si penjual cuma ngasih aku struk yang ada kode-kodenya. Aku tanya gimana caranya dia hanya menatapku, dan nggak ngapa-ngapain. Grrrr!!! Akhirnya semalam suntuk aku mengutak-atik manual SIM card, dan memandangi si struk lekat-lekat, mencari secuil clue yang nggak ketemu titik terangnya sampai ber jam-jam kemudian. Aku coba telpon nomor-nomor yang ada di manual, semuanya ngomong pake bahasa Thai, ada pun yang bahasa Inggris, logatnya juga Thai (FYI, bahasa Inggris dengan logat Thai itu pronunciation nya nggak jelas sama sekali!). Sudah hampir putus asa, dan sempet nangis (hihihi, malu deh…), akhirnya ketemu juga cara buat mengubah setting bahasa dan ngisi pulsa. Hoawww…, senangnyaaa!!! Ahak ahak ahak…! Akhirnya aku catat deh cara mengisi pulsa itu di notebook-ku yang kusebut dengan “survival note”, tempatku mencatat macam-macam kiat bertahan hidup disini (berasa di hutan aja). Sekarang sih aku tinggal ke 108, dan bilang, “I need refill credit for true move/dtac, one hundred and fifty baht” gitu aja, dan selanjutnya isi sendiri di dorm. Fufufuf..., sombong...!

My "survival note book", my savior!

Refilling mobile phone credit guide, by me ;)


I still cannot speak Thai. Phrases I know is only "Sawadee kaa" (hello), "Khop khun kaa" (thank you) and "To rai kaa?" (how much?). Khusus untuk yang terakhir, aku suka nyoba-nyoba pake untuk beli makanan, dan pasti akan dijawab dengan angka-angka dalam bahasa Thai, dan aku cuma BENGONG KUADRAT! Sampai diketawain abis-abisan sama temen-temenku, "Kamu sih suka sok bisaaa!" biarin yee, I'm practicing, practicing!!! Eh tapi aku tau kok beberapa angka: neung (1), song (2) sam (3), see (3), hah (5), sib (10), sib hah (15), yee sib (20), yee sib hah (25), sama roy (100), cukup lah buat ke pasar, semoga selamat, amiiin... :D *nyengir kuda.

Thai keyboard, they also use it in computer lab. Huwooh...


Soal makanan sih aku nggak terlalu sulit ya, kalo masalah selera, aku tipe yang gampang menyesuaikan diri, kecuali haram sama pedes ya... Tapi soal makanan itu a la Western, India, Cina, Thai atau apa pun, aku nggak gitu rewel. Cuma masalahnya, dimana nyari makanan yang available di waktu-waktu yang nggak lazim. Soalnya waktu aku pertama kali datang kesini itu kan kemarin masih bulan Ramadhan. Nggak kebayang juga gimana nyari sahurnya. Dan akhirnya aku waktu itu cuma bisa menikmati popmi yang rasanya super pedes. Bwooossshh! Seiring berjalannya waktu, aku pun bertemu dengan 3 cewek Indonesia waktu dorm lottery, yang menjadi temenku berbuka dan sahur bersama; Lila, Siska dan Wati, dan terus tambah satu lagi Mbak Kania. Bersama mereka, aku pun bisa menikmati makanan-makanan dengan rasa yang wajar (biasanya kalo nggak rasa India yang berkari-kari, ya rasa Thai yang asam-manis-pedassss). Baru beberapa hari setelah Lebaran gini, aku mulai menata hidup soal makanan juga. Kebetulan aku dapat pinjaman rice cooker dan pemanas air. Lumayan laaah... paling nggak kan bisa bikin nasi sama mie (makan mie terus sampe kritiiiing!). Kalo kepepetnya males masak, yaaa tinggal makan aja ke Cafeteria Sodexo, deket kok, cuma di seberang dorm situ, tapi yaa... makanannya itu-itu aja, dan yang halal kebanyakan berasa India, hoeeh... sampai bosan.

My menu on Sodexo Cafeteria..., so Indian taste


Urusan tempat tinggal, yeah, akhirnya... dengan segala pertimbangan, saya menutuskan untuk... tetap tinggal di dorm A, yes, the standard dorm. Dorm yang sempit dengan segala fasilitas yang terbatas. Tapi toh aku nyaman-nyaman aja sampai sekarang. Emang sih aku berencana buat pindah ke dorm E, J atau K, cuma... ntar deh, liat nanti aja. Sementara, dorm ini beenr-bener upaya penghematan yang lumayan banget, selain karena beasiswa juga belum mengalir. Hiihihi... 

Makin hari kamarku di dorm ini makin homy aja. Awalnya masih banyak space, sekarang mulai dijejali oleh berbagai macam benda-benda rumahan banget. Selain rice cooker (pinjeman) dan pemanas air (pinjeman juga, hihi), ada ember-ember, sapu, keset, tempat beras, berbagai macam sabun cuci, dan entah lah bakal beranak-pinak apa lagi. Tapi aku seneng sih, tambah nyaman aja dormku ini...

Bed - Before
 
Bed - After

Wastafel - Before

Wastafel - After

Desk - Before

Desk - After

Pictures of the beloved...


Yang lucu, setiap hari Senin aku pasti salah tingkah. Gara-garanya, jadwal hari bersih-bersihnya cleaning service kan hari Senin, sedangkan aku setiap hari Senin nggak ada jadwal kuliah. Hari itu kujadikan jadwalku garap tugas dan cuci baju deh, jadi aku cuma mendekam aja di kamar. Nah, ibu-ibu itu nampaknya pekewuh gitu kalo aku di kamar, sedangkan aku juga malas nian buat keluar kamar. Ehh, kamarku jadi nggak dibersih-bersihin deh. Akhirnya aku keluar dan bilang sama ibu-ibu itu, “Khun, if you want to tidy up my room, it’s ok, I will wait there until you finit,” Hahhaha..., yang lucu dari orang Thai, sepengamatanku, kalo ngomong bahasa Inggris, yang belakangnya –s pasti diucap –t. Hahhaha!!! Dan akhirnya, mereka pun membereskan kamarku sambil kutungguin di tangga depan kamar.

Oya, untuk kemana-mana (di dalam kampus sih), sekarang aku sudah diantar jemput sama si Pit Pinki, kendaraan pribadiku satu-satunya. Sepeda Turbo Excel warna pink yang super centil. Hahaha... Tapi gini-gini dia kuat banget lho dinaiki sama aku yang berat dan sukanya ngebut ugal-ugalan di jalan. Hahaha!

Me and si Pit Pinki


Living in Thailand, especially in AIT is so fun, banyak hal aneh-aneh yang bakal ditemui. Mulai dari ketemu biawak di tengah jalan (di dalam kampus), takbiran pake fireworks, shalat Ied sama orang-orang Arab, duduk gembrobyos (baca: dugem) tiap weekend di SU café yang jedug-jedugnya kerasa sampai kamar, dan tetangga yang main harmonica tiap malam (rada spooky juga).

Hehehe..., iya lho, di kampusku, biawak bisa ditemui di dalam kampus. Hari pertama aku datang disini, aku puter-puter kampus naik sepeda, dan tiba-tiba aku harus ngerem mendadak gara-gara seekor biawak lewat dengan santainya. Aku langsung sok berasa seperti Lintang di film Laskar Pelangi, yang menunggu buaya lewat baru bisa meneruskan perjalanannya. Hehehe... Tapi biawak ini lucu banget deh, kata orang dia nggigit, tapi kalo dideketin manusia dia pemalu banget dan lariiii. Hihihi, lucu..., aku jadi ngeliat kalo biawak itu hewan imut (doeeeng!).

A biawak crossing the street

Get closer, this is really a biawak!! Beware!

This is my classmate, Amin from Iran, and he was so excited when seeing biawak, he said that there's no such an animal like that in his country, so he doesn't know what its call in English, so I told him it is BI-A-WAK in Indonesian
 :D hehe


Waktu malam Lebaran kemarin (29/8), aku dan temen-temen makan SV 5 (Lila, Siska, Wati, Hamidah dan Mbak Kania) berencana buat takbiran sendiri, soalnya temen-temen lain ngerayain tanggal 31, ikutan pemerintah Indonesia. Sebenarnya ada newsletter kalo malam Eid itu bakal ada fireworks di lapangan bola, tapi tanggalnya masih entahlah. Jadi, sehabis buka bersama, kami pun ngecek ke lapangan bola, dan di situ kosong melompooong! Hiikks, mana gerimis mengundang pula. Kami agak kecewa sih, tapi lanjut lah kami muter-muter kampus naik sepeda, sambil muter MP3 takbiran (hihihi, kasian ya…?). Karena nggak ada acara, dan masa malam takbiran belajaaar?? Kami pun berakhir ngobrol-ngobrol di kamarku. Sampai tau-tau ada bunyi ledakan, tanda ada kembang api disumet. Howaaa... kami berenam pun langsung tancap sepeda ke lapangan bola, dan bener kaaaan... fireworksnya mulai! Seru banget!

Me and friends at Eid eve in AIT football field






Before Shalat Ied

Eat after Shalat Ied... Hehehe... Actually I didn't have breakfast, so I ate much!

This is the dishes, I don't know the name :D


Sebulan pertamaku di sini, seru, penuh perjuangan, dan sedih. Sedihnya terutama karena kangen keluarga dan Kamen Rider tercinta di Indonesia. Seiring dengan waktu, kerinduan itu pun bisa teratasi dengan semakin lancarnya alat-alat komunikasi (internet super cepat di kamar, hehehe) dan tugas dan materi yang harus dipelajari semakin menggila. Semoga semester ini berlalu dengan baik, kuliah lancar, beasiswa lancar, dan pulang kampung dengan selamat Desember nanti :) 

I can’t wait to see my homeland again, and all my beloved people in it. 
I miss you so much!

Daaan... Ahem, maaf telat... tapi masih berlaku kan... tulus kok...