Hello みんな!!! お久しぶりだね。。。 元気だった?
It’s quite a long time I don’t write any personal journal since my life getting busier doing those graduate school admission stuffs. Heuf… but, unpredictably, during the busy time, in the middle of uncertainty, I fell in love with someone very special. He’s a KAMEN RIDER! Hahaha!
Oke bermulanya kisah cintaku dengan si Kamen Rider memang luar biasa biasa aja, nggak ada yang seheboh kisah-kisah cintaku sebelumnya, nggak meletup-letup, nggak panas-dingin, nggak menggebu-gebu. Semua berjalan biasa aja. Tapi si Kamen Rider memang hebat, dia punya banyak cara untuk membuat segalanya menjadi istimewa :)
Flashback ke berbulan-bulan sebelumnya... As I ever wrote before, I (currently) live in Jogja, and Kamen Rider live in Surabaya. And FYI, Surabaya is my parent’s hometown. So, setiap Lebaran bisa dipastikan 99% pasti si kucing pink beserta keluarga mudik ke Surabaya dan sekitarnya (Madura, Situbondo, sampai… ehm… Denpasar). Tapi, kampung halaman keluarga si Kamen Rider adalah di Solo, kota yang nggak jauh di timur Jogja. Jadi intinya, waktu Lebaran kami slisipan! Aku ketimur dan dia ke barat (tengah sih). Dan masih banyak cerita slisipan kami yang lain. Entah karena apa, kok timing-nya nggak pernah baik hati sama kami buat ketemu.
Dua minggu lalu, sekeluargaku pergi ke Surabaya. Papa ada reuni SMA. Wohoho… FYI again, papa dan mamaku adalah temen satu SMA, walaupun beda 1 angkatan sih. Nah, karena adikku lagi liburan sebelum masuk koas, maka kami pun ikutan deh. Sekeluarga udah curiga aja aku bakal menghabiskan weekend sama si Kamen Rider. Tapi apa yang terjadi saudara-saudara? Beliaunya ada gathering bersama teman-teman sekantornya di luar kota Surabaya. Hyah… jadi, yah tetep nggak bakal ketemu deh.
Menyadari nggak mungkin ketemu, kami sih biasa saja, kan memang tiap hari nggak ketemu. Kami menikmati weekend kami dengan SMS-an di sepanjang perjalananku di kereta dari Jogja ke Surabaya, sambil menertawakan nasib yang nggak pernah berpihak sama orang pacaran :D
Aku pun menikmati liburan sekeluarga di Surabaya. Begitupun dia, menikmati acara gatheringnya dengan ceria. Sialnya, kenapa malah jadi tau betapa banyaknya kebetulan dalam hidup kami. Rumah keluarga besar papa ternyata nggak jauh dari rumah dia, katanya “Itu cuma sepuluh menit dari rumahku,” hahaha, oke, but the fact you’re not in Surabaya right now, how can we meet? Dan ternyata lokasi acara reunian papa letaknya “Cuma lima menit dari rumahku lho,” tapi kamu nggak disini, sami mawon, mas. Aku pun malam mingguan di dalam mobil, nungguin papaku reuni sambil mantengin time line Twitter yang pada rame ngomongin pertandingan MU yang menang apik lawan West Ham, HOREE (berita yang paling menghibur hati di hari itu).
Besoknya, sore, setelah mengunjungi SMA papa dan mama beserta rangkaian acara ramah tamahnya, kami pun menuju ke Stasiun Gubeng untuk naik kereta pulang ke Jogja. I knew that we (me and the Kamen Rider) can’t make it to meet that day. But surprisingly, “Aku otw Gubeng,” katanya di SMS. Whatt?? Setengahnya nggak percaya, lha dia kan juga baru aja perjalanan balik dari luar kota. Emang cukup waktunya? Aku cuma tersenyum kecil, tapi tetep berharap (hehehe).
Sampai akhirnya aku udah duduk di dalam kereta, kok masih belum ada kabar ya? Hmm, mungkin kena macet dan lain-lain. Ah, santai aja, gitu pikirku. Sampai 10 menit duduk di dalam kereta, keretanya juga kok santai-santai aja. Tiba-tiba dia SMS, “Aku dah di parkiran,” wolah, beneran to? (melongo saking nggak percayanya). Tapi belum ketemu dia, kok tau-tau si kereta udah main jalan aja. Aku pun telpon dia, “Haa… udah jalan nih,” kataku. “Aku masih antri di peron nih…,” katanya. Dan mendadak adegannya melambat, dengan setting warna kontras, bak di film-film tahun 90 an yang dibintangi Rano Karno, dengan iringan lagu Kuch Kuch Hota Hai waktu adegan si Anjali mau pergi. Hyaaah...
Bagaimana dengan perasaanku. Sumpah, antara seneng sama sebel (kalau basa Jawanya “kagol”). Kita bahas sebelnya dulu, ya kayanya memang takdir nggak mengijinkan kami bertemu secara fisik, walaupun memaksa, yang namanya takdir ya tetep nggak bisa dilawan. Tapi aku bahagia banget sampai rasanya aku masih blushing sepanjang perjalanan Surabaya – Jogja. Si Kamen Rider dengan kecoak tempurnya (yang entah bentuknya kayak apa aku juga nggak tau) udah mati-matian berusaha hanya buat ketemu aku walau sedetik. I, honestly, never felt this sentimental before, dengan konsekuensi diledekin sama orang serumah sepanjang perjalanan.
Thank you for this warm feeling you give to me, my Kamen Rider, I do fall for you… :)
ceritanya so sweet banget yang kereta2 itu
ReplyDeletebrarti ga jadi ktmu ya?
trus ktmunya kapan doooonk?
*brasa nonton dorama :D
ya iya, ga jadi ketemu, mbak..
ReplyDeleteartinya dia yg harus ke jogja. hore! tapi ga tau kpn c. kalau dia selo aja..
*terharu dibilang berasa ntn dorama.. :D
loh, belum ketemu sekalipun tid?
ReplyDeletepernah ketemu lah.. tapi stlh jadian belum. hehe.. :D
ReplyDeletewow.. temen sma, kuliah, atau band? :)
ReplyDeletehahaha,dia pernah aku tulis di post sebelumnya lho.. dia.. sahabat penaku :D
ReplyDeletewew.. siip blogger juga berarti :D
ReplyDeletehyaa,dia juga suka nulis,tapi tlalu sibuk sama kerjanya :D
ReplyDeletesuruh bikin MP tid :P
ReplyDeletehahaha,dia pembaca aja mas.. komennya via SMS lah..
ReplyDeletehalaaaahh... paksa dong. bilang ke dia, "suka nulis tapi ga punya blog (zaman sekarang) tu meragukan" :D
ReplyDeleteblog dia ga d mp yo.. hahaha. ga mau ah pacar pny mp jg. kapok saya.
ReplyDeleteblog dia ga d mp yo.. hahaha. ga mau ah pacar pny mp jg. kapok saya.
ReplyDeleteloh, kok kapok? dulu pernah "jadian" ama anak MP? :O
ReplyDeletehehe.. ok deh.
hahahaha... bukaaaan
ReplyDeletelebih traumatik daripada itu XD
MP mu bikin trauma? wew.. XD
ReplyDelete*makin ga jelas*