Haay… how are you people? Hope you are all healthy and happy as always :)
Udah lama juga yah aku nggak nulis teori cinta-cintaan. Oke, early warning, jangan percaya sama teori-teoriku yang ngaco yah, walaupun sudah punya pacar, tapi masih meragukan validitasnya. Hahaha…
Hmm, sebenarnya aku sudah agak lama pengen menulis tentang ini. How you can move on after a very painful separation…? It must be vary in different people. As for me, here’s the story!
Baiklah, bagi anda-anda yang belum pernah membaca posting-posting saya berbulan-bulan yang lalu, singkat cerita lebih dari setengah tahun lalu, aku mengalami patah hati hebat, yang bisa dideskripsikan dengan I became much more like a zombie, makan tak nyenyak, tidur pun tak lezat. “Aku berasa kayak diiris pake pisau roti, sruk sruk sruk, dikit-dikit tapi sakit dan yang jelas terpotong jadi beberapa bagian tidak sama rata,” (A Review, Dec 30th 2010) Nah, kira-kira begitu.
Bagian bangun menata kembali serpihan hati yang hancur berkeping-keping itu yang nggak mudah. Mengobati lukanya aja rasa perih, kayak dikasih alcohol 70%, cesss… tapi nggak pleng :D yeah, I didn’t know where the ideas come out, I start to read Al Qur’an. Hmm, oke oke buat kalian yang sudah sampai pada level yang lebih hebat dari itu mungkin bukan apa-apa ya, but well, that helped me a lot. Entah kenapa, mungkin karena udah lama nggak baca, jadi aku bacanya masih plegak-pleguk, penuh konsentrasi, dan mungkin itulah yang membuatku nggak punya waktu buat mikir macam-macam.
Aku kira yang dimulai dengan baik (seharusnya) diakhiri dengan baik juga. Tapi tidak dengan kisahku yang lalu. Berakhir begitu saja, berlalu menghilang seperti angin. And, maybe he already get another in a flash (I’m sorry if I’m mistaken). Dan aku sendirian, bertanya-tanya, what was happened…
But time really a good healer. Waktu berlalu, seiring dengan waktu dan sikapnya yang membuatku semakin ilfil. Aku pun mulai berjalan tegak lagi. Konsentrasi pada hal-hal lain. Seorang sahabatku yang sudah menikah pernah bilang, “Kamu konsentrasi dulu mengejar mimpimu, di saat yang nggak terduga kamu akan bertemu cintamu,” wow, how wise she is… Dan di waktu itu, aku dalam kondisi udah menjomblo hina, belum lulus pula. Hahaha! Maka targetku adalah: LULUS.
TA itu menguras hati. Apalagi semakin mendekati pendadaran. Waktu itu aku pingin ikutan wisuda periode November, apa daya… aku baru pra-pendadaran pertengahan Oktober, dan revisinya setumpuk, hiks, melayang sudah impian pake toga di bulan November. November kelabu. Tapi semangatku nggak padam, didorong oleh keinginan yang kuat untuk enggak kesalip adik, dan masih dendam patah hati, maka tekadku adalah “patah hati bukan membuatmu jadi down, tapi harus membuatmu menjadi lebih baik, at least untuk dirimu sendiri,” kataku dalam hati. And… voila! Now, I am officially a bachelor of engineering, a present for myself, the best thing I ever achieved in my life :) Nggak cukup sampai di situ, walaupun masih harus berjuang lebih keras, so here I stand now… I will go abroad to continue my study. Hal yang nggak terbayangkan bisa aku capai…
Seorang temenku, cewek, pernah juga mengalami hal yang sepahit itu. Ditinggal, dan disuruh melupakan, dikirimi kartu pos pula, yang hanya terdapat 2 kata: good bye. Damn. Kalau itu aku, aku bakal menggantung tuh cowokl di atas pohon kapas, kutusuk-tusuk pake bamboo runcing dan aku tenggelemin di Selokan Mataram (sadistic me *devil laugh*). But now, she (my friend) stand so tall, already graduated and accepted in university in Europe for master. Howahahaha… patah hati itu… memang seharusnya menjadikanmu lebih baik, bukan untuk membuatnya menyesal, tapi untuk dirimu sendiri.
Beberapa orang, baik pria maupun wanita kadang susah untuk mengendalikan patah hatinya. Diputusin… terus main ngancem bunuh diri, malah ada yang bunuh diri beneran. Ckckck… bukannya merendahkan perasaan sakit hati bagi mereka yang seperti itu ya, tapi buat apa sih menyakiti diri sendiri, wong patah hati aja udah sakit. Kalau mau nangis, nangislah sekerasnya, kalau mau anarkis, tahan yaa… jangan merugikan orang lain lah. Hhehe… tapi dirimu sendiri terlalu berharga kalau untuk dikorbankan untuk sebuah cinta yang memang bukan untuk kamu. Boleh lah kalau mau bilang, “Tapi dia yang terbaik untukku…,” hmm, yang terbaik menurut kamu belum tentu terbaik menurut Tuhan. So, instead of hurting yourself or force yourself to forget the guy, let’s just follow the path God shows us to. Bukan nggak mungkin, setelah itu bakal ketemu cinta sejati.
Aku bersyukur bertemu dengan kekasihku sekarang. Ah bukan bukan, aku kenal dia bahkan jauh sebelum “badai” itu terjadi. Aku nggak tau apakah dia yang akan menjadi yang terakhir buatku, aku nggak berani melawan kuasaNya. Hanya saja, saat ini aku ingin menjalaninya dengan lebih baik, tanpa harus dibuat-buat, dan (Alhamdulillah) sekarang aku merasa bahagia dengan dia. Aku pun nggak menyangka, kenapa malah jadinya aku pacaran sama dia ya? Yup, love comes to us and we are now become lovers. Sahabat penaku, menjadi kekasihku. Let’s see what will happen next….
I am glad I could move on, still alive, healthier, graduated, continuing life happily and loved :)
There’s always sunshine after the storm!
patah hati itu asik kok. salah satu hal yg bisa membuatmu freak.. ^__^
ReplyDeleteutk sekarang sih jomblo lebih sakit kayanya daripada sakit hati :))
"There’s always sunshine after the storm!"
ReplyDeletebetul2
tapi kalo ada sesuatu yang ngungkit k masa lalu rasane sebel jg :P
hahaha... semalem aku mbaca catatan mahasiswa gila-nya adithya mulya, ngakak2
ReplyDeletepedihnya jomblo... santai kak isa... segeralah menemui wanitamu :)
tapi aku setuujuuuu.... "patah hati itu asik kok. salah satu hal yg bisa membuatmu freak.. ^__^"
yeah, patah hati bisa membuatku freak, freaking awesom! hahahahaha *ditabok rame2
pastinya.... dan bagian nyebelinnya itu yang seharusnya ditendang jauh-jauh...
ReplyDeletepastikan pikiran selalu positif :) hehehe...
kalo si masa lalu terungkit lagi yaa... tendang aja dia lagi!!! ditendang berkali-kali lak lama2 kapok :D
adithya mulya tu yg pengarangnya Jomblo kah?
ReplyDeletebtw, tu foto di Surabaya kah, tid?
yup, pengarangnya Jomblo ;)
ReplyDeletehahaha... kalo arek suroboyo tau lah itu di mana :D my fave place! hehehe
tempat es krim :p
ReplyDeletehahahaha.... sapa sih yang nggak tau zangrandiiiii!!! *iler menetes
ReplyDelete