Monday, July 4, 2011

Meet the Parents


Yes. I have met them, his parents :)

I visited Surabaya last weekend, not weekend actually, it was Thursday. Di perjalanan pulang dari Banyumas buat mengantar adikku koass, aku bilang sama mama kalau pengen ke Surabaya, alasannya sekalian mau ke Situbondo buat nyekar uti karena Lebaran nanti kan aku nggak bisa ikutan mudik (hiks). Dan mamaku langsung approved! Hore!!!

And as you know, Surabaya is not only my parent’s hometown, but it also a city where my boyfriend live in. Sebenernya pasti papa-mamaku juga tau, kalo aku minta ke Surabaya, bias dipastikan 100% akan ada alokasi waktu untuk bertemu dengan si pacar. Senangnya, orangtuaku fine-fine aja tuh, malahan aku disuruh ngajak dia ikutan ke Situbondo, jadi pawangku :D

Oke, this post is not about me visiting my grandmother’s grave, so let’s talk about the thing I mentioned in the title, MEET THE PARENTS. Bagi teman-teman yang mengikuti blog-ku dari masa perjombloan, inilah stage baru yang aku hadapi saat ini di masa berpacaran.

Hari Kamis pagi, jam setengah 7, aku memulai perjalanan dari rumahku di Prambanan. Seperti biasa, jam segitu si Kamen Rider baru saja sampai kantor, dan memulai SMS-an pagi. ”Hai, hari ini acaramu apa?” tanyanya. Padahal rencananya aku mau kasih dia surprise dengan tiba-tiba muncul di Surabaya hari itu. Sebenernya udah janjian sih, tapi dia taunya aku selalu datang hari Jum’at. Dan sebagai orang yang nggak pinter berbohong, aku pun bingung, kujawab hari ini mau ke kota (Kota Yogyakarta secara administratif), puter-puter aja. Untungnya pagi itu dia nggak banyak nanya, aman...

Siangnya, jam makan siang, aku baru nyampe sekitar Ngawi-Nganjuk, entah kenapa dia mulai tanya-tanya, lagi apa, sedang dimana kamu, dan lain-lain. Haduuh, sekali lagi ya, aku nggak pinter berbohong, dan payahnya panas matahari siang yang terik itu menyerap semua kreativitasku dalam berkata-kata. Mati aku! Sebisa mungkin aku nggak berbohong, tapi rencana tetap tidak terendus sama sang target (halah, kayak reality show Katakan Cinta wae). Dalam hati berdoa moga-moga jam makan siang cepet berlalu dan dia konsen lagi sama pekerjaannya, jadi aku bisa tenang sampe ke Surabaya.

Sekitar jam 4 sore aku sampai di Surabaya, aku SMS dia, ”Hari ini di hectic kah di kantor? Nanti lembur?” tanyaku. Dia jawab, ”Nggak terlalu hectic dan nggak lembur, kenapa?”, lempeng. Senyum isengku mulai berkembang, perutku geli saking excitednya. ”Kalau mau nanti buka puasa bareng aku yuk,” kataku, yup, dia hari itu memang lagi puasa. Dan dia cuma bengong (sepertinya), ”Buka puasa sama kamu?” tanyanya. Perutku tambah geli, aku mulai ketawa ngikik kayak orang gila, aku bales, ”Iya, aku udah di rumah Ketintang (rumah keluarga papa)”. ”Yaampuuuuuun!! Omaigaaaattt!!! Awas kamu yaaa!” jawabnya, dan meledaklah tawaku. Hahahahaha!!! Sumpah, aku seneng banget bisa ngerjain dan ngasih dia surprise sedemikian rupa! Lalalalala~

Habis pulang kantor, dia mampir ke rumahku. Sambil masih takjub dan merasa tertipu. Tapi mukanya seneng. Yup, aku memang sengaja buat dateng lebih awal, untuk memberikan hari yang beda dari rutinitasnya. Dan sore itu kami bercengkerama sebentar, tiba-tiba dia bilang, ”Kamu ke rumahku yuk,”. Aku terdiam sejenak, ”Boleh, toh besok masih ada waktu,” kataku. Whoaaa, ke rumah dia... it means akan ketemu dengan keluarganya, orangtuanya, jadi deg-degan.

Actually it wasn’t the first time, sebelum-sebelumnya aku juga pernah bertemu dengan orangtua pacar-pacarku (sekarang mantan-mantan) dan syukurnya selalu berakhir baik. Entah karena aku udah lama nggak mengalami momen seperti itu, atau memang aku masih merasa I’m not good enough to be introduced, tapi kali ini aku bener-bener nervous. Apakah dengan menjadi diri sendiri cukup untuk disukai oleh orangtuanya...? Apakah harus memoles diri sedemikian rupa? Dia sih sudah dari dulu ngasih kisi-kisi, tips and trick buat ketemu orangtuanya, kayak guru yang nggak mau muridnya gagal UAN, hehehe... Tapi aku takut kalau terlalu banyak trik, jadinya malah bukan diriku sendiri yang keluar, sama aja aku cuma pake topeng dan berakting, nggak keren ah. Semuanya memang harus balance, tetap jadi diri sendiri, tapi juga tunjukkan yang terbaik. So that’s why I cut my blue hair extension, wore polite outfit, and groom well. Not to impress his parents, but a way I respect myself to be respected by others. 

Sejam sebelum dijemput sama dia, wih… aku nervous setengah mati. Wah... bakal gimana ya, bakal ditanyain apa, sampai-sampai aku bikin simulasi adegannya dalam otakku. Hahaha...! Namanya juga orang grogi! *excuse....

Lagi-lagi habis pulang kantor, dia pun jemput aku, dan langsung ke tancap ke rumahnya, bersama si kecoak tempurnya yang berwarna kuning bak Bumblebee. Jalanan yang macet bikin waktu deg-degan ku tambah lama. Hezz... gek ndang ketemu lak malah ilang deg-degan e (cepetan ketemu kan malah ilang deg-degannya).

Sampai di rumahnya, ketemu mamanya, eh ternyata ramah dan bersemangat gitu orangnya, ngobrol dengan antusiasnya. Jan pada dasarnya aku juga suka ngobrol, begitu lawan ngobrolnya enak, aku ngalir aja (walau tetap terkendali, hihihi). Ketemu papanya, malah nyambung karena ternyata kami berada dalam bidang ilmu yang berdekatan. Wah jadi seruuu!

Dan tibalah saat yang paling mendebarkan, makan malam. Why??? Karena... ehm... karena di kegiatan ini seringnya adaaaa aja hal-hal yang di luar kendaliku. Kemungkinan terjadi lauk yang mencelat dari piring, atau sendok atau garpu jatuh, atau gelas tumpah sering banget terjadi. Dan aku setengah mati banget meminimalisir hal-hal tersebut. Sampai otakku capek berdoa :D untungnya..., semua berjalan lancar, walaupun si iga bakar berniat buruk sama aku dengan alot banget dipotongnya. Hehehehe...

Kadang bertemu dengan orangtua pacar/camer itu bikin salah tingkah, apalagi pertama. Aku tanam baik-baik pesan orangtuaku, "First impression itu penting, karena akan melekat padamu sampai kapan pun". Aku berusaha tidak berlebihan dalam menutup kekuranganku, pun juga menunjukkan kelebihanku. Kalaupun ada yang harus dipoles, itu memang sudah seharusnya kita berusaha yang terbaik, bukan untuk mengambil hati semata, tapi juga buat personal accomplishment. Dan saya merasa senang sekali waktu dikasih tau sama si pacar, ”Hey, papa mamaku seneng kok sama kamu,” huaaaa!!! Rasanya seperti diterima di UGM dulu! Hahaha... yup, I feel like I’m passed the test.

"alhamdulillah, this night went so wonderful, hope everything would be good in the future :) night everyone!"
(my Facebook status - July 1 at 11:32pm via Mobile Web)


(Me and him, in front of Pusat Robotika ITS, 
tried to copying Ultraman and Pahlawan Bertopeng :p)

I don't know whose camera captured this image, I think it was his father's (he's the one who sit in front of us), I just tagged by his sister with the title "candid camera" oooh...

14 comments:

  1. Oke... Tunggu aja ya mas ard...:D so sooooooooooooooooooooonn

    ReplyDelete
  2. Hahaha... tapi nunggunya agak lama lho...

    ReplyDelete
  3. Udah, dirintis aja lah mulai sekarang.. Jangan ditunda-tunda, ntar nyesel lho.. kayak gw

    ReplyDelete
  4. ha! akhirnya, persiapkan diri ya tuk akad nikahnya, hehe .. ^_^

    ReplyDelete
  5. MP SAYA DIBAJAK. TULISAN DI BAWAH INI BUKAN KOMEN DARI SAYA. SERIUS.

    ReplyDelete
  6. gwahaha... grogi banget mbakk.... XD

    ReplyDelete
  7. haha... ini lak dalam rangka proses merintis, kang black...
    menunda-nunda sih enggak, masterplan nya udah ada kok, doakan saja berjalan sesuai rencana. amin... :)

    ReplyDelete
  8. sepertinya akan cukup waktu buat persiapan laah...
    masih lama kok... :D

    ReplyDelete