Sawadee kaa? Sabai dee mai kaa?
Yeah, I’m coming back here again, in Thailand, and back to Pathumthani where AIT mother campus is located. Cihuy, finally we’re going back to Rangsit, which is closer to Bangkok!! Gwahahaahaha...
Seneng juga sih kembali ke tmpat semula, yang mana nggak harus ribet lagi sama jadwal bis, nggak harus nyeberang-nyeberang jalan dan nggak harus kecapean gara-gara kelamaan nunggu bis. Dan awalnya aku support 100% AIT back to mother campus, dan nggak berpikir bahwa sebulan kemudian I have to take a journey to Hua Hin, alone, in one night. Damnly stupid me!
Seminggu sebelum kembali ke Thailand, aku mulai panik, gara-garanya temen-temen yang aku titipin barang-barangku segambreng bilang kalau mereka nggak sanggup buat ngebawain balik ke AIT. So, aku harus memutar otak gimana caranya untuk ngebawa barang-barang segambreng itu balik ke AIT. Setelah Tanya pada sang expertise jalan-jalan sekaligus mantan roommate, Pi Lia, dan lihat-lihat internet, akhirnya aku pun memutuskan untuk mengambil rute berikut ini:
Suvarnabhumi Airport (Airport Link) – Phaya Thai (BTS) – Sala Daeng (MRT) – Hua Lampong (train) – Hua Hin – Suchaya House (ojek)
Nah perfect banget deh (rasanya). Dan beginilah jadinya perjalanan pulangku yang tergeje kemarin.
Setelah menikmati jalan-jalan dan kondangan-kondangan yang indah bersama sang kekasih keliling Jogja, tibalah hari Minggu itu, ketika aku lagi-lagi harus berpisah dengan papa, mama dan adik tercinta untuk kembali menuntut ilmu di negeri gajah.
Berangkat dari Jogja ke Surabaya seperti biasa naik kereta api Sancaka sore, yang tiketnya sudah dipesan sang kekasih dari jauh-jauh hari (otherwise you will lose it! Trust me). Sialnya, entah AC kereta yang emang ektra adem atau kaminya yang sensitive sama dingin, rasanya itu kali pertama aku nggak nikmat naik kereta, padahal udah sama pacar lho. Gila bener, sepanjang perjalanan badan rasanya membeku, dan semua selimut udah out of stock! Akhirnya aku dan si mas Kamen Rider akhirnya kemulan pake apa coba? Mukena. WEW. Oke, penderitaan berakhir setelah kereta sampai di Surabaya dengan selamat dan dijemput oleh sang camer (citcuitt…).
Besoknya.
Tibalah hari yang mendebarkan itu, yeah, at least for me. I was so excited about the journey. Going to Hua Hin alone? Untuk pertama kalinya aku akan pergi ke luar kota Bangkok sendirian, dan malam hari buta. Antara takut dan harus berani. Dan yaah! Setelah pesawat Air Asia bertolak ke Suvarnabhumi, maka tekad dan keberanian harus dikumpulkan demi kemaslahatan umat! (eh?)
Mendarat di Suvarnabhumi, aku langsung lari menuju imigrasi. Why I have to run? Percayalah, imigrasi di bandara Suvarnabhumi itu antrinya ampuuun. Harus berjejalan sama bule-bule, india-india, cina-cina, afrika-afrika dan semua orang dari segala penjuru dunia. Dan sebagai cewek Indonesia dengan postur standar, rasanya kok kalah bersaing yaa sama beliau-beliau itu. Hehehe... One tip: just choose one line and keep lining on it, itu bakal lebih cepat daripada pindah dari satu antrian ke yang lain, walaupun antrian lain nampak lebih pendek, grass always greener on the other side, isn’t it?
Kelar dari imigrasi, ambil bagasi. Seperti biasa, barang bagasiku sepertinya lebih lancer daripada akunya, so si koper merah udah nongol duluan di ban berjalan (eh, apa namanya ini?) langsung kusamber aja dan keluar.
Sampai di luar, waktunya beli SIM card, nggak tau kenapa aku selalu punya kebiasaan buat beli simcard setiap kali habis mendarat di Thai. Asumsinya adalah, kartu habis masa aktifnya, padahal kata temen-temen enggak lho. Tapi emang pas aku coba kok nggak bisa, yaah mau nggak mau beli lagi deh.
Kelar urusan simcard, aku pun segera ke stasiun Airport Link yang ada di underground bandara Suvarnabhumi, menuju ke stasiun BTS Phaya Thai. Nikmatnya naik Airport Link adalah cepat dan seru, karena di dalam kereta itu bisa lihat banyak orang senasib: orang asing (non Thai) naik kereta dan bawa barang segambreng! Hahahhahahh! *devilish laugh.
Sampai di Phaya Thai, lagi-lagi aku lari-lari biar segera dapet BTS. Kok aku lari-lari terus sih? Soalnya jadwal kereta ke Hua Hin dari Hua Lampong itu jam 22:50, jadi paling nggak aku harus sampai Hua Lampong sebelum itu. Berhubung aku belum pengalaman, jadi yaa lari-lari gitu deh. Sialnya lagi..., aku hampiiiir salah naik kereta! Aku malah naik kereta yang ke arah Bearing padahal harusnya yang kea rah Wongwian Yai. Geblek! Untung tu kereta belum jalan, jadi aku bisa keluar lagi dan pindah jalur. Hoshh...!
Akhirnya dari Phaya Thai aku pun menuju ke stasiun BTS Sala Daeng buat tuker ke MRT. Perjalanan dilanjutkan naik MRT yang cuma sak nyuk an ke Hua Lampong Station, dan sampai pada pukul 21:45 WIB (people who life in western Indonesia please don’t ask me what time is it in here, because it is EXACTLY THE SAME!). Yeeeeaaah…. Akhirnya saya nggak telat, sodara-sodara!
Sampai di Hua Lampong, aku pun langsung beli tiket kereta ke Hua Hin yang masih sejam lagi keretanya baru datang. FYI, masuk ke Stasiun Hua Lampong rasanya nggak jauh beda kaya stasiun kereta di Indonesia, malah bagusan stasiun di Indonesia sih. Stasiun Hua Lampong luas, dan di tengahnya ada lapak-lapak jualan buku, di situlah calon penumpang bisa duduk-duduk. Di deket platformnya, tempat duduk sangat limited edition, dan banyak orang lesehan dimana-mana. In contrast with those in Indonesia, disini nggak se-teratur di stasiun-stasiun di Indonesia sekarang. Bangga juga sih, stasiun di Indonesia, walaupun di kota kecil, sekarang bersih dan teratur.
Nunggu kereta sambil terkantuk-kantuk, akhirnya tuh kereta datang juga. Dan jreng jreeeng!!! Koook kayak kereta ekonomi gini ya keretanya. Hihihi..., yaah tapi apa boleh buat, hajar aja yooo!
Ini bukan pertama kalinya aku naik kereta selama di Thailand ini. Sebelumnya aku pernah juga waktu ke Mae Khlong sama temen-temen. Dan kok ya keretanya sama-sama menyedihkannya. Hehehe... rasanya kontras banget sama BTS dan MRT dalam kotanya. Tapi...
Di dalam kereta, sambil masih terkantuk-kantuk, tiba-tiba datanglah mbak-mbak pramugari, rambut pirang, dan pake rok mini, ngasih sebungkus kue dan selimut. OOOOOHHH! This is really really good.gratis kue dan selimut cobaaa!!! Dan malam itu pun aku nggak membeku di dalam kereta seperti malam sebelumnya, dan akhirnya aku pun jatuh tertidur di dalam kereta.
Padahal si Pi Lia udah pesen berkali-kali kalo aku nggak boleh sampai ketiduran, atau bakalan kebablas. Oleh karena itu aku pun udah siap menyalakan alarm jam 1 (karena estimasi waktu nyampenya jam 2). Tidur nyenyak selama beberapa jam, jam 1 aku beneran bangun dan memaksa membuka mataku sampai akhirnya datang mas-mas pramugara yang bertanya, “Hua Hin krab?” yes. Dan dia pun menunggu di belakangku. Yeeee tau gitu kan aku tidur lagi. Hahhaha...
Sampai di stasiun Hua Hin dengan selamat. Selanjutnya adalah ke Suchaya House di Hua Hin Soi 12 an. How I got there? Naik OJEK. Yaaaay! Malem-malem, naik ojek pula. Duuuh ademe reek!!! Mana nggak dikasih helmet pula *sigh. Untungnya aku pake pashmina pemberian camer (cieee...) and it helped a lot.
Sampai di Suchaya House, AKU NGGAK BOLEH MASUK KAMAR! Gara-gara kuncinya sama temen-temenku udah dikasiin sama si landlord, dan aku nyampe di Suchaya jam setengah 3 pagi. Si sekuriti malah nyuruh aku tunggu di depan front office. Damn! Aku pun tidur di bangku depan front office sampai jam 7! Badan pegel2 kuadrat. Dan jam setengah 4 pagi saya mewek sendirian... hihihi.
Paginya, aku akhirnya diijinkan masuk kamar buat ambil barang-barang yang akan kubawa ke AIT. Hari itu adalah kloter terakhir pindahan dari Hua Hin ke AIT. Bersama bus dari AIT, aku pun membawa serta barang-barangku segambreng kembali ke asalnya. Dan tidur nyenyak dalam bis...
Perjalananku selesai di situ? Yeah, untuk perjalanan sih selesai. Tapi berhubung kamarku yang flooded about 15 centimeters itu sedang direnovasi, jadi terpaksanya aku harus nomaden dulu. Sementara ini tinggal di SV temen yang lagi thesis di Indonesia. Semoga cepet selesai renovasinya ah, pengen segera hidup stabil in my own room :)
Oke, sekian dulu yaaa... off to dinner now! See you again next post!
FYI
Travel cost from Suvarnabhumi to Hua Hin:
Airport Link : 45 THB
BTS : 15 THB
MRT : 25 THB (kayaknya, lupa nyatat yg ini...)
Train : 382 THB
Orang sibuk nih, tak tunggu2 akhirnya nongol juga blognya.. :-D
ReplyDeletehahaha... sibuk liburan....
ReplyDeletemaaf maaf, gara2 sinyal internet nggak se oke dulu, jadi agak rfepot mau update
apa kabar nihhh penganten baruu???
Alhamdulillah baik2 aja.. Semoga tetep baik2 selalu..
ReplyDeleteNaik kereta eksekutif AC emang harus prepare selimut/sarung.. Yang ngeselin belum sampe tujuan udah ditarik selimutnya..
Abis itu mulai deh yang jualan kopi sm teh anget keluar.. Marketingnya PT KAI licik.. XDD