Thursday, November 20, 2014

ASI Madness

Hahaha!

Being a mother is a blessing.

But being mother that can complete 6 months exclusively breastfeeding is amazing!

For me, it is struggling.

Yup, setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, terutama untuk urusan menyusui. Ibu kucing aja bisa ASI eksklusif, mestinya ibu manusia juga bisa donk...

Sebelum lahiran aku sudah pede aja bakalan bisa ASI eksklusif, walaupun sambil kuliah. Ah, kuliah S3 kan nggak se-gembruduk S1 dan S2. Classes cuma 3 kali seminggu, dan selebihnya bisa ngerjain research di rumah, sambil nyusuin si bayi. Rencana sudah disusun matang sebelum lahiran, sampe sudah siap-siap breast pump juga.

Tiba saatnya lahiran... Oke, saya nggak gitu ngeh sama yang namanya IMD-IMD-an, secara disini dokternya pun agak susah bahasa Inggris, jadi okelah ikut aja prosedur melahirkan pada umumnya. Tapi kalo kubaca-baca dari forum dan blog ibu-ibu (later, I really hate this!), sepertinya aku ikut juga prosedur IMD, dimana setelah lahir si bayi ditaruh di dada dan mencari sendiri sumber susunya. Hihihi... lucu lho rasanya, apalagi K waktu lahir ukurannya kecil. Jadi geli-geli gitu waktu merambat.

Umur 2 hari, pagi-pagi dikasihtau kalo si bayi kuning dan harus diterapi. Oke, aku sih nggak ada masalah dia diterapi. Tapi habis itu... selain ASI, dia dikasih susu formula sama RS. Aku sempet ngotot mau kasih ASI aja, tapi dokter bilang, "But your baby now need more than you produce," don't blame me, I'm a mother and I want the best for my baby, I agree with it, with many considerations.

Pulang ke rumah, segalanya berjalan lancar, sampai akhirnya... seminggu kemudian aku masuk kuliah (I only took a break for 2 weeks for baby delivery, 1 week at the hospital and 1 week at home), dan persediaan asip ternyata nggak cukup buat si bayi selama aku tinggal (FYI, waktu itu dari rumah ke kampus perjalanannya 1,5 jam sendiri, PP 3 jam, di kampus 2 jam, waktu nunggu bus 1 jam sendiri karena busnya lewat cuma 30 menit sekali, so total pergi sekitar 6 jam). Selama 6 minggu, mau nggak mau si bayi minum ASI didampingi susu formula.

Liburan musim panas sungguh menyenangkan, karena jadi punya banyak waktu di rumah. Walaupun sesekali ke kampus cuma buat menampakkan batang hidung di lab, tapi seminggu bisa 1 atau 2 kali aja, itupun kalo ada seminar. Akhirnya K bisa ASI eksklusif, cuma minum ASI aja. Bahagia tak terkira waktu itu. Apalagi perkembangannya bagus banget, aktif banget dan nangisnya kenceng (katanya tanda anak sehat).

Hidup memang nggak selamanya berjalan mulus, ketika semester baru tiba, setelah K berumur 4,5 bulan, galau ASI datang lagi menggelayuti. Supply nggak imbang sama demand-nya. Waktu 4 months check di kuyakusho (ward office-semacam puskesmas), berat badan K kurang dari batas bawah bayi laki-laki. K terlalu kurus, walaupun perkembangan fisiknya pesat. Oke, dan dengan pertimbangan ini-itu, plus tanya-tanya ke para dokter pribadi, akhirnya okelah kembali ke pendampingan susu formula.

GALAU berat.

Sebagai ibu, aku jatuh stress.

Aku kepingiiiiiin banget bisa kasih ASI yang banyak buat anakku. Itu aja.

Dan tiap ngeliat temen-temen yang sama-sama punya bayi pada pamer hasil pumpingnya yang berbotol-botol di freezer, it breaks my heart so deep. I'm so damn jealous.

Berbagai macam cara kucoba, dari yang katanya sering nyusuin bayinya bakal banyak, minum air, makan sayur, sering di pump, semuanya. Tapi tetep aja botol UC yang kupunya cuma 7 dan itu cuma kayak ngantri aja keluar masuk freezer. Nggak ada asi berbotol-botol sampe freezer penuh... (I don't know, I cry while writing this).

Ada temennya suami yang nyaranin buat minum fenugreek (secara di Jepang nggak ada daun katuk), dan kucoba... alhamdulillah sukses memperbanyak ASI, ketahuan waktu di pump dapet lebih banyak. Seneng banget.

Tapi, 2 hari kemudian, tiba-tiba ASI mulai tersendat lagi. Kucoba tetep nyusuin dan pumping seperti biasa, dapetnya sedikit... sedih banget. Sampai seminggu, rasanya sakit. Aku tanya si adik dokter, mungkin ada sumbatan.

Akhirnya ke klinik lah kami buat periksa, karena sudah nggak tahan lagi sama sakit dan kesel cuma dapet dikit padahal sempet banyak. Dan bener, ada sumbatan...

Ya Allah... mau nyusuin anakku aja kok tantangannya segini banyaknya... aku cuma ingin memberi anakku yang terbaik...

Mas Kamen Rider sampai kasihan sama aku. Dia berusaha menguatkan hatiku.

"Kamu sudah berusaha sebisamu, kamu luangkan waktu belajarmu di kampus untuk nge-pump, kamu susuin anakmu setiap dia mau, kamu bangun tiap malam buat nyusuin kalo dia nangis, makan-minum ini itu... ASI itu yang kasih Allah, serahkan sama Allah, Dia tau yang terbaik....," katanya.

Tapi aku... kan cuma pingin kasih dia ASI eksklusif, aku pingin ASI-ku bisa berbotol-botol kayak temen-temen...

"Hey..., ASI itu kan rejeki, banyak atau sedikitnya Allah yang kasih, tapi manusia nggak boleh berhenti berusaha..."

Aku berusaha sebisaku untuk berikan ASI eksklusif untuk anakku tercinta... walaupun harus ditambah susu formula, tapi yang penting aku tetap berusaha kasih ASI.

You may judge me anything, but you should know how I struggle...



No comments:

Post a Comment