Hai hai hai!!
こんにちわ みんな!!!
下に気ですか?
Oh yeah, hari-hari ini aku emang sibuk (tepatnya menyibukkan diri) dengan segala kegiatan yang berbau TA. Hmm, dan untuk memperlancar segala kegiatan tersebut, maka diperlukanlah energi tambahan, vitamin D. Eh tapi ini bukan vit D yang didapat dari berjemur pagi-pagi, tapi D-O-A, dalam arti sebenarnya, soalnya kadang DOA juga singkatan dari duit-orang-alat (modal dasar mengerjakan proyek).
Oke, karena sebegitu signifikannya faktor D ini, maka akhir-akhir ini pun aku mulai mempergiat shalat. Shyly confess, aku bukan tipe yang selalu melaksanakan shalat wajib 5 kali dalam sehari, alias masih sering bolong-bolong. But, it’s ok, paling tidak sekarang mulai berusaha kan… (hahahaha, jadi inget jaman akhir kelas 3 SMA dulu, jadi rajin shalat, 5 waktu plus shalat dhuha dan tahajjud, sugoooii…).
Let’s talk about present time, saking berusahanya aku buat “kejar target” shalat 5 waktu, kalau tiba-tiba inget (atau diingetin) shalat, maka aku harus segera mencari tempat yang cozy buat shalat. Urusan ibadah yang satu ini, aku cukup selektif soal tempat, lha menyangkut urusan akhirat, kalo nggak khusyu’ kan kurang afdol gitu. Dan di masa-masa hectic dengan urusan akademik kaya gini, mushalla jurusan kunilai cukup kondusif untuk mengakomodasi kebutuhan beribadah ini. Maka, pilihan tempat pun jatuh kepada sebuah ruang kecil di pojokan lantai 3 gedung jurusan*.
Pilihan lokasi yang tepat bukanlah akhir dari segala permasalahan shalat. Urusan piranti shalat (terutama karena aku cewe sih) jadi urusan kedua yang cukup signifikan (dan nantinya akan berubah menjadi SANGAT SANGAT SANGAT SIGNIFIKAN!!!).
Jadi begini ceritanya…
Suatu siang, aku dituntut untuk segera shalat dzuhur, sebabnya apa lagi kalo bukan sudah menjelang injury time, hehehe… Oke, lokasi sudah pasti di mushalla arsitek. Tapi… sialnya, hari itu aku lupa bawa mukena (kusebut dengan istilah “rukuh”). Kulirik tumpukan kain warna putih di lemari, oh, masi ada stok RUKUH UMUM. Sip lah. Aku langsung menuju kamar mandi super gelap di sebelah, dan ambil air wudhu. Selesai, masuk lagi ke mushalla, langsung ke lemari.
Aku ubek-ubek deh tu isi “lemari rukuh umum”, kuperiksa satu persatu, kok nggak ada yang beres ya… semua rukuh two piece nggak ada yang ready to use. Kalo nggak ada pasangannya (atasan atau bawahannya), ya udah kumal banget terutama bagian dagunya, banyak jamurnya item-item, hiiiyyy…
Nggak ada yang cocok, akhirnya aku liat juga kondisi rukuh-rukuh one piece, to be honest, aku nggak suka pake rukuh one piece, rasanya kayak masuk ke dalam karung. But I had no choices, aku ambil lah salah satu rukuh one piece yang terlihat lumayan, nggak kumel-kumel banget.
Ternyata aku SALAH saudara-saudara!! Masuk ke dalam rukuh one piece tersebut (masih) sama seperti masuk ke dalam karung kedelai!!! Baunya OMG, dan di ujung “gua” itu juga dipenuhi jamur!! Ughu… tapi didesak waktu yang sudah menjelang ashar, aku segera shalat aja. Dan ke-tidak-nyaman-an ternyata nggak berhenti di bau dan jamur itu. Karena nggak terbiasa, waktu berdiri dari sujud, tau-tau bagian belakang rukuhnya keinjek dan “Krekkk!!!” bagian lehernya sobek gede, sampe-sampe kepalaku tersembul keluar dari rukuhnya!!! WAAAKKK!!! *OMG face, sweat*
Maka, batallah shalat dzuhurku setelah rakaat pertama. Aku pun buru-buru mengemasi rukuh yang sobek itu. Untungnya peristiwa memalukan itu nggak dilihat siapa-siapa, kecuali Allah dan malaikat-malaikatnya. Oh Rakib oh Atid, please, jangan diketawain yaaa…
Dengan bersungut-sungut, aku pun membongkar lagi lemari rukuh umum. Nemu juga rukuh yang okean (dikit), ONE PIECE lagi. Lanjut shalat lagi. Dan… hehehe, karena sudah pengalaman (buruk), maka aku hati-hati banget waktu berdiri setelah sujud. Dan syukur Alhamdulillah… shalatku lancaaaaarrr!!
Tapi permusuhanku sama rukuh one piece masih belum selesai sampai di situ. Karena sorenya, aku pun mampir di mall, janjian makan sama papa-mamaku. “Eh, dah mau magrib nih, shalat ashar dulu yuk!” ajak mamaku. Hahaha… injury time lagi! Terus kami langsung ke mushalla kecil di dekat parkiran. Dan sialnya aku lupa kalo nggak bawa rukuh. Aku pinjem deh sama mama, rukuhnya dijamin higienis!! Lanjut, aku buka deh wadah rukuh segede casing PDA itu, dan… taraaaaahh!!!
RUKUHNYA MAMA JUGA ONE PIECE!!!
Oh noo….
The story between me and the one piece mukena is still continuing…
--- --- ---
*) once more, jurusan tempatku kuliah adalah Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, UGM
こんにちわ みんな!!!
下に気ですか?
Oh yeah, hari-hari ini aku emang sibuk (tepatnya menyibukkan diri) dengan segala kegiatan yang berbau TA. Hmm, dan untuk memperlancar segala kegiatan tersebut, maka diperlukanlah energi tambahan, vitamin D. Eh tapi ini bukan vit D yang didapat dari berjemur pagi-pagi, tapi D-O-A, dalam arti sebenarnya, soalnya kadang DOA juga singkatan dari duit-orang-alat (modal dasar mengerjakan proyek).
Oke, karena sebegitu signifikannya faktor D ini, maka akhir-akhir ini pun aku mulai mempergiat shalat. Shyly confess, aku bukan tipe yang selalu melaksanakan shalat wajib 5 kali dalam sehari, alias masih sering bolong-bolong. But, it’s ok, paling tidak sekarang mulai berusaha kan… (hahahaha, jadi inget jaman akhir kelas 3 SMA dulu, jadi rajin shalat, 5 waktu plus shalat dhuha dan tahajjud, sugoooii…).
Let’s talk about present time, saking berusahanya aku buat “kejar target” shalat 5 waktu, kalau tiba-tiba inget (atau diingetin) shalat, maka aku harus segera mencari tempat yang cozy buat shalat. Urusan ibadah yang satu ini, aku cukup selektif soal tempat, lha menyangkut urusan akhirat, kalo nggak khusyu’ kan kurang afdol gitu. Dan di masa-masa hectic dengan urusan akademik kaya gini, mushalla jurusan kunilai cukup kondusif untuk mengakomodasi kebutuhan beribadah ini. Maka, pilihan tempat pun jatuh kepada sebuah ruang kecil di pojokan lantai 3 gedung jurusan*.
Pilihan lokasi yang tepat bukanlah akhir dari segala permasalahan shalat. Urusan piranti shalat (terutama karena aku cewe sih) jadi urusan kedua yang cukup signifikan (dan nantinya akan berubah menjadi SANGAT SANGAT SANGAT SIGNIFIKAN!!!).
Jadi begini ceritanya…
Suatu siang, aku dituntut untuk segera shalat dzuhur, sebabnya apa lagi kalo bukan sudah menjelang injury time, hehehe… Oke, lokasi sudah pasti di mushalla arsitek. Tapi… sialnya, hari itu aku lupa bawa mukena (kusebut dengan istilah “rukuh”). Kulirik tumpukan kain warna putih di lemari, oh, masi ada stok RUKUH UMUM. Sip lah. Aku langsung menuju kamar mandi super gelap di sebelah, dan ambil air wudhu. Selesai, masuk lagi ke mushalla, langsung ke lemari.
Aku ubek-ubek deh tu isi “lemari rukuh umum”, kuperiksa satu persatu, kok nggak ada yang beres ya… semua rukuh two piece nggak ada yang ready to use. Kalo nggak ada pasangannya (atasan atau bawahannya), ya udah kumal banget terutama bagian dagunya, banyak jamurnya item-item, hiiiyyy…
Nggak ada yang cocok, akhirnya aku liat juga kondisi rukuh-rukuh one piece, to be honest, aku nggak suka pake rukuh one piece, rasanya kayak masuk ke dalam karung. But I had no choices, aku ambil lah salah satu rukuh one piece yang terlihat lumayan, nggak kumel-kumel banget.
Ternyata aku SALAH saudara-saudara!! Masuk ke dalam rukuh one piece tersebut (masih) sama seperti masuk ke dalam karung kedelai!!! Baunya OMG, dan di ujung “gua” itu juga dipenuhi jamur!! Ughu… tapi didesak waktu yang sudah menjelang ashar, aku segera shalat aja. Dan ke-tidak-nyaman-an ternyata nggak berhenti di bau dan jamur itu. Karena nggak terbiasa, waktu berdiri dari sujud, tau-tau bagian belakang rukuhnya keinjek dan “Krekkk!!!” bagian lehernya sobek gede, sampe-sampe kepalaku tersembul keluar dari rukuhnya!!! WAAAKKK!!! *OMG face, sweat*
Maka, batallah shalat dzuhurku setelah rakaat pertama. Aku pun buru-buru mengemasi rukuh yang sobek itu. Untungnya peristiwa memalukan itu nggak dilihat siapa-siapa, kecuali Allah dan malaikat-malaikatnya. Oh Rakib oh Atid, please, jangan diketawain yaaa…
Dengan bersungut-sungut, aku pun membongkar lagi lemari rukuh umum. Nemu juga rukuh yang okean (dikit), ONE PIECE lagi. Lanjut shalat lagi. Dan… hehehe, karena sudah pengalaman (buruk), maka aku hati-hati banget waktu berdiri setelah sujud. Dan syukur Alhamdulillah… shalatku lancaaaaarrr!!
Tapi permusuhanku sama rukuh one piece masih belum selesai sampai di situ. Karena sorenya, aku pun mampir di mall, janjian makan sama papa-mamaku. “Eh, dah mau magrib nih, shalat ashar dulu yuk!” ajak mamaku. Hahaha… injury time lagi! Terus kami langsung ke mushalla kecil di dekat parkiran. Dan sialnya aku lupa kalo nggak bawa rukuh. Aku pinjem deh sama mama, rukuhnya dijamin higienis!! Lanjut, aku buka deh wadah rukuh segede casing PDA itu, dan… taraaaaahh!!!
RUKUHNYA MAMA JUGA ONE PIECE!!!
Oh noo….
The story between me and the one piece mukena is still continuing…
--- --- ---
*) once more, jurusan tempatku kuliah adalah Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, UGM
kalau aku yang ketawa boleh kan, mba?
ReplyDelete*ngakak geli*
mba, emang rukuh2 di fakultas mba ga pernah dicuci ya? kok kayaknya memprihatinkan. hehe... *peace, mbak*
ReplyDeletehahaha... silakan sih, diketawain manusia mah aku nyantai aja
ReplyDeletehahahahahha...^^
wah, nggak tau juga sih...f^^ hehehe... kalo takmir mushalla kampusku baca ini paling juga baru pada inget kalo nasib rukuh disitu memprihatinkan...
ReplyDeletegw ga prnh pake rukuh one piece,karenaaa.. Selalu kpendekan T.T
ReplyDeleteberarti mending kampus saya,, tiap 2 minggu sekali rukuhnya dicuci. itupun masih pada bau-bau...
ReplyDeleteahhaaa.....kalo pasti aku selalu mintain temen makein rukuh one piece itu,,gak pernah beres make sendiri,,yang ada celingak celinguk dalam rukuh,,mana lobangnya,,,wkakakkaa
ReplyDeletewah, berarti mbaknya tinggi nih
ReplyDeletehehehehe...
hahahahaa.... aku pun nggak tau apa yang di kampusku itu udah dicuci apa belum, tapi yah begitulah kondisinya
ReplyDeletetapi kalo 2 minggu sekali dicuci masih bau... hmm...
makanya aku bilang, rasanya kayak masuk karung dan bingung mencari mulut guanya
ReplyDeletehahahahhaa....nggak jodoh dah aku ma rukuh one piece
wakakak
ReplyDeletek0menny lucu2
hehee.sama...aku baru tau ada mukena one piece waktu tiba di Jogja,,pertama kali liat ini mukena macam apa,,haha,,gak terlalu suka
ReplyDeleteya bau kalau dah menjelang 2 mingguan gitu, mba,, klw barusan dicuci ya masih wangi. hihihii. :D
ReplyDeletethanks for those who leave comments before
ReplyDeletehahaha XDXDXD
ini rukuh dah dari kecil aku tau
ReplyDeletedan masih merasa sama, kayak masuk karung
hahahahaha!!! soalnya bingung, cari lobang kepala malah masuk lobang tangan!
moltonya kurang joss berarti
ReplyDeletehahahaha!!!
sungguh diriku ga bisa menahan ketawa Trid..
ReplyDeletehaahhahahaha
waaa...duuuh.... f^^
ReplyDeletehehehe... malu aku
lho katanya klw diketawain manusia ga malu, mba? kwkwkwkkwkwkwkwkwk
ReplyDeletemendadak muka merah sendiri... gyka gyak gyaaaakkkk
ReplyDeletegyakakakakakakakaaaakkk.....*guling2*
ReplyDeletekarena aku juga suangaat menghindari yang namanya rukuh one piece!
uda pernah pe nggledhaag plus kecengkluk gara2 bagian belakangnya keinjek!!
alhasil kepalaku kayak ada yg njaaammbaaaakkkk!!! >,
hahahaha.... musibah dah tuh namanya yaa...
ReplyDeletei fight againts one piece mukena dah
dan demi kenyamanan dan ke-khusyu'-an beribadah, mendingan sedia rukuh selalu di tas, TWO PIECE!!
daripada minjem rukuh umum
udah kumel dan kebanyakan ONE PIECE!!!
seeeetuuuujuuuuuuhhh!!!
ReplyDeleteapalagi kalo surve2 jauhh...
ga jelas deh tu jamur2 di dagu asalnya dari mana aja??? >,
gyahahaha... marai gilo wae koe
ReplyDeletehihihi... yup, makanya selalu sedia rukuh yaaa
daripada jamurnya nular di dagu
kayak kucing cilik wae!
hahahaa
plus koloni "ndok kremak" juga tuuh...
ReplyDeletehahahahaha...
opo kui???
ReplyDeletesholat itu gak usah dibikin susah
ReplyDeleteyang penting nutup semua auratnya (aurat wanita itu seluruh tubuh kecuali wajah ama telapak tangan)
dan yang dipake bersih dan suci dari segala kotoran dan najis
itu udah sah sholatnya
jadi... seperti kata-kata almarhum Gus Dur : "gitu aja kok repot"
tumben nulis ginian
ReplyDeletesholat koq repot amat sih kayaqnya
ha~
skrg sholat gwe yg bolong2, dulu rajin 5 rakaat.... mana injury time lagi sholatnya
hahaha sama. ribet kalo pake yg one piece. kayak masuk dalam karung. ayo, harus berusaha and berdoa :))
ReplyDeleteNdok kremak ki item2 yg d kain tu lho.bintik2 mirip pasir.bauk..
ReplyDeletehahaaha.... iya sih, nggak dibikin susah juga, tapi kadang ada aja kejadian2 nggak terduga yang harus diantisipasi ^^
ReplyDeleteyodhi:
ReplyDeletehahaha... jarang kan aku nulis yang berbau religius (dikit) gini ^^
thank you mbak ary ^________^
ReplyDeleteHyeeekkk.... hahahaha
ReplyDeleteapa tuh misalnya?
ReplyDeletetumben sekali
ReplyDelete^^V
hahaha... sisi lain dari seekor kucing pink nih^^
ReplyDelete