Monday, July 26, 2010
Wednesday, July 21, 2010
Sunday, July 18, 2010
Knitted Onion Head Hat
Yay yay! This is my first post about my knitting learning activities (I had mentioned it before in the quick note). And yeah, until now I can only make some bracelets from simple crochet, and then I got bored. Accidentally, yesterday I found a book of knitted food replica, the examples were so cute and I suddenly in love (or curious?) again with knitting! ~♥
Then I try from the very simple single crochet to make a round form. It wasn’t easy, but I tried. And this morning, I actually wanted to try making an onion shape, but it seems to be failed…(T_T). But I see the failed form looks like a hat, I looked for a human like doll, I found this girl. And you know what, it fitted to her head!!! She looks so cute in that hat. Hore!
I'm so excited to took picture of her, here we go!!
Looks like she played in the nature...
I'm so excited to took picture of her, here we go!!
Looks like she played in the nature...
Friday, July 16, 2010
Wedding Dress
“The wedding dress you’re wearing
It’s not me (next to you)
Oh, the wedding dress you’re wearing,
oh, no (it should’ve be me)”
Wedding Dress - Taeyang
It’s not me (next to you)
Oh, the wedding dress you’re wearing,
oh, no (it should’ve be me)”
Wedding Dress - Taeyang
Hay hay みんなさん!
おひさしぶりー!!!
Semalam aku ditanya oleh seorang temen, “Btw, apa rasanya ditinggal kawin?”. Gyahaha… iya juga ya, aku sama sekali belum ngebahas apa gimananya pasca dateng ke nikahan mantanku itu. Bukan karena kenapa-kenapa, tapi aku nggak gitu konsen aja memikirkannya, dan bukannya nggak meninggalkan kesan apa-apa, tapi aku memikirkan tentang itu dalam waktu yang random, jadi hanya sepotong-sepotong. Dan pertanyaan temanku tadi membuatku berpikir untuk menggabungkan yang sepotong-sepotong itu.
Sebelumnya aku sudah menuliskan tentang segala yang kupikirkan tentang pernikahannya di blog ini juga. Jadi, mari kita skip langsung ke beberapa hari menjelang pernikahannya aja ya! Hehehe, padune males…
Beberapa hari sebelumnya, rambutku tertimpa musibah. Ya, akibat keisenganku dengan sobatku, akhirnya rambutku yang ikal indah ini pun jadi lurus rus kayak ijuk, dan lepek bak buntut tikus. Menyesal banget deh! Selain nggak bisa total tampil cantik di hari pernikahan mantan, aku juga dicemberutin sama Mr.It’s Complicated karena dia lebih suka rambutku yang ikal. Hiks.
Hari H, aku pun dateng bersama Mr.It’s Complicated, dan adikku. Sampai disana kami pun ikutan ngantri salaman. Aku ngeliat dia dan istrinya, wuih... (apa coba?) Dia mukanya nggak berubah sama sekali dari waktu aku masih pacaran sama dia, and FYI, muka dia sangat mirip sama aku sampai aku sering dibilang “dia versi cewek” dan dia sering dibilang “aku versi cowok”, nah terbukti kan orang yang mukanya mirip belum tentu jodoh, saudara-saudara, itu adalah pernyataan yang SALAH BESARRR!!! (2 mantanku mukanya mirip, dan semuanya bubar jalan!!) Waktu itu Mr.It’s Complicated membisikiku, “Iya ya, mukanya mirip sama kamu,” Gyahahaha!!!
Sampai di depan dia, aku pun salaman, dia agak kaget, “Loh, kamu dateng juga…” hehehe, mungkin dia pikir aku nggak bakalan dateng kali ya… nggak lah, aku nggak se-desperate itu… aku juga salamin istrinya, jujur, ini kali pertama aku ketemu sama cewe itu, dan kesanku: sumpah, mungkin kalau riasannya dilepas aku nggak bisa mengenali dia dan harus kenalan lagi deh. Hahaha! Dan tau nggak, pertanyaan yang paling banyak mendarat ke aku pasca pernikahan itu adalah, “Gimana, istrinya lebih cantik dari kamu nggak?” OH MAAAAN!!! Pertanyaan gini jelas jawabannya subyektif dan akan langsung aku jawab, “Ya cantikan aku donk!” *dijitak rame-rame* Ya… kalo physically, aku nggak bisa menilai ya, she was on full make up, how come I could see her real face? Tapi sepengetahuanku tentang dia, she’s good, secara bibit bobot bebetnya. Sok tau banget ya aku?
Oke, setelah menghadiri pernikahannya itu, kadang ada juga pikiran-pikiran tentang pernikahan yang berseliweran di kepalaku. Ups! Bukan bukan, bukan pengen cepetan nyusul kok! Aku kurang suka konsep saingan sama mantan dalam hal mencari pendamping. Hehehe… Ya… macem-macem sih yang kupikirin, dan itu datang pada waktu dan durasi yang beda-beda. Kayak wangsit aja.
Yang paling sering aku pikirin adalah bagaimana menjalin sebuah hubungan yang akan dibawa kesana, dan menyusun fondasi pernikahan itu sendiri. Aku pernah dibilangin sama papaku, “Nak, kalau mau menikah itu harus bener-bener kamu pikirin, jangan cuma jadi keputusan spontan berlandaskan emosi (atau nafsu?) sesaat aja. Nikah itu ibadah, dan fondasi dalam menjalankannya adalah Islam,” begitu kata beliau. Iya lah, pernikahan itu kan untuk membentuk keluarga, yang sakinah mawaddah warrohmah, maka landasannya juga harus bener, dan menurutku, bener, tuntunan agama adalah landasan pokoknya.
Aku pun berpikir lagi, bisa nggak ya…
Mungkin secara kasat mata, kita lihat pasangan yang baru menikah (di umur-umur aku, ya bisa ngelihat temen-temen sendiri, and even…ex boyfriend), rasanya kok bahagia sekali ya, berdampingan dengan orang yang kita sayang, sama-sama membangun rumah tangga, masa depan, and making love. Hahahaha!! Kok kayanya rasanya enak-enak semua. Tapi berkaca pada pengalaman beberapa teman yang sudah melenggang duluan kesana, nggak semuanya mulus, menyenangkan, dan enak, even sampai urusan seks pun bisa jadi masalah. Hufh, apa sih yang dicari dari pernikahan itu?
Aku sendiri membayangkan kehidupan pernikahanku secara sederhana seperti ini: aku dan pasangan bisa saling menyayangi, menghormati dan mendukung satu sama lain untuk meraih kebahagiaan, kebahagiaan itu buat KAMI bukan hanya buat AKU, it’s nice to share with someone you really love and care.
Se-simple itukah? Ya, itu kan hanya gambaran sederhananya aja, sampai saat aku nulis ini yang keinget hanya itu.
Kapan itu aku ketemu sahabatku waktu SMP, dia cowok, anak kedokteran dan punya pacar yang lebih tua dari dia. Dia harus segera jadi dokter terus mau nikah sama pacarnya, tapi dia bilang sama aku, “Udahlah, percaya sama aku, makin nambah umur dan pengetahuan kamu, pandanganmu tentang menikah mungkin akan bergeser, kamu masih muda dan belum diburu-buru kan, mungkin nanti target usia menikahmu juga bakal mundur,” ahaha… I’m not really sure about that, tapi pengalaman sampai sekarang sih memang sedikit begeser, terutama soal usia menikah.
Dulu aku pikir bagus juga ya nikah muda, umur 22-23 gitu, tapi apa yang terjadi di lapangan? Aku lulus aja belum, kok mau mikir nikah… aku juga masih banyak hal yang pengen aku capai sendiri, yaitu jalan-jalan… Aku selalu share keinginanku ini sama pacar-pacarku dulu. Dan mereka menanggapinya sendiri-sendiri, beda semua. Tapi yang paling kuingat, terakhir aku pacaran, dia orang yang sangat realistis, saking realistisnya, dia susah nerima keinginanku yang sangat dreamy itu, iya sih, jalan-jalan, apalagi ke luar negeri, dapet duit darimana? Mending ditabung buat beli rumah, mobil, makanan dan nyekolahin anak. Ini bikin aku mikir dua kali juga buat melanjutkan hubunganku dengan dia. Bukannya gimana-gimana, aku cuma berpikir, betapa menyenangkannya bisa melakukannya bersama dengan orang yang kita sayang. Menjalani petualangan bersama (anyway aku jadi keinget film Up!). Tapi kalau mimpi itu memang harus kuwujudkan dalam status belum menikah, yah mau gimana lagi, aku nggak mau hidupku sia-sia meredam mimpi. Sampai disini aku kesannya egois dan bukan family type ya?
Ups, sorry, don’t misjudge me, I am totally a family type. Aku bisa lebih memilih tinggal di rumah pada malam minggu dan ngobrol sepanjang malam sama keluarga, bisa juga memilih nyuekin HP waktu lagi “angon” adik-adikku, eh itu termasuk nggak sih? Dan kalau aku sudah berkeluarga, sebisa mungkin waktuku kucurahkan untuk keluarga lah. Hm, atau kalau perlu, dan kalau beruntung dapat suami yang suka travelling juga, anak-anak akan kubawa ikut jalan-jalan dan berpetualang, hore!
Yah…, intinya, kalo soal berkeluarga dan punya anak, baru akan kupikir setelah terapi. Dan aku pun nggak tau, efek terapiku besok bakal bertahan berapa lama, atau adakah kemungkinan bakalan kena lagi setelah terapi, aku masih nggak tau. Yang jelas, aku baru boleh bikin anak kalau sudah bener-bener sembuh. Hmm,… apa habis terapi langsung nikah aja ya? Hahahaha… hanya Tuhan yang tau.
Saat ini, aku berusaha menjalani hubungan sebaik-baiknya, dan soal menikah, kapan dan dengan siapanya, aku serahkan sama yang diatas, pasti diberi yang terbaik. Amin.
Photo sources are from:
Etsy
Green Wedding Shoes
Miss Molly
Taeyang's "Wedding Dress" MV Cap
and Super Junior’s “No Other” MV Caps
おひさしぶりー!!!
Semalam aku ditanya oleh seorang temen, “Btw, apa rasanya ditinggal kawin?”. Gyahaha… iya juga ya, aku sama sekali belum ngebahas apa gimananya pasca dateng ke nikahan mantanku itu. Bukan karena kenapa-kenapa, tapi aku nggak gitu konsen aja memikirkannya, dan bukannya nggak meninggalkan kesan apa-apa, tapi aku memikirkan tentang itu dalam waktu yang random, jadi hanya sepotong-sepotong. Dan pertanyaan temanku tadi membuatku berpikir untuk menggabungkan yang sepotong-sepotong itu.
Sebelumnya aku sudah menuliskan tentang segala yang kupikirkan tentang pernikahannya di blog ini juga. Jadi, mari kita skip langsung ke beberapa hari menjelang pernikahannya aja ya! Hehehe, padune males…
Beberapa hari sebelumnya, rambutku tertimpa musibah. Ya, akibat keisenganku dengan sobatku, akhirnya rambutku yang ikal indah ini pun jadi lurus rus kayak ijuk, dan lepek bak buntut tikus. Menyesal banget deh! Selain nggak bisa total tampil cantik di hari pernikahan mantan, aku juga dicemberutin sama Mr.It’s Complicated karena dia lebih suka rambutku yang ikal. Hiks.
Hari H, aku pun dateng bersama Mr.It’s Complicated, dan adikku. Sampai disana kami pun ikutan ngantri salaman. Aku ngeliat dia dan istrinya, wuih... (apa coba?) Dia mukanya nggak berubah sama sekali dari waktu aku masih pacaran sama dia, and FYI, muka dia sangat mirip sama aku sampai aku sering dibilang “dia versi cewek” dan dia sering dibilang “aku versi cowok”, nah terbukti kan orang yang mukanya mirip belum tentu jodoh, saudara-saudara, itu adalah pernyataan yang SALAH BESARRR!!! (2 mantanku mukanya mirip, dan semuanya bubar jalan!!) Waktu itu Mr.It’s Complicated membisikiku, “Iya ya, mukanya mirip sama kamu,” Gyahahaha!!!
Sampai di depan dia, aku pun salaman, dia agak kaget, “Loh, kamu dateng juga…” hehehe, mungkin dia pikir aku nggak bakalan dateng kali ya… nggak lah, aku nggak se-desperate itu… aku juga salamin istrinya, jujur, ini kali pertama aku ketemu sama cewe itu, dan kesanku: sumpah, mungkin kalau riasannya dilepas aku nggak bisa mengenali dia dan harus kenalan lagi deh. Hahaha! Dan tau nggak, pertanyaan yang paling banyak mendarat ke aku pasca pernikahan itu adalah, “Gimana, istrinya lebih cantik dari kamu nggak?” OH MAAAAN!!! Pertanyaan gini jelas jawabannya subyektif dan akan langsung aku jawab, “Ya cantikan aku donk!” *dijitak rame-rame* Ya… kalo physically, aku nggak bisa menilai ya, she was on full make up, how come I could see her real face? Tapi sepengetahuanku tentang dia, she’s good, secara bibit bobot bebetnya. Sok tau banget ya aku?
Oke, setelah menghadiri pernikahannya itu, kadang ada juga pikiran-pikiran tentang pernikahan yang berseliweran di kepalaku. Ups! Bukan bukan, bukan pengen cepetan nyusul kok! Aku kurang suka konsep saingan sama mantan dalam hal mencari pendamping. Hehehe… Ya… macem-macem sih yang kupikirin, dan itu datang pada waktu dan durasi yang beda-beda. Kayak wangsit aja.
Yang paling sering aku pikirin adalah bagaimana menjalin sebuah hubungan yang akan dibawa kesana, dan menyusun fondasi pernikahan itu sendiri. Aku pernah dibilangin sama papaku, “Nak, kalau mau menikah itu harus bener-bener kamu pikirin, jangan cuma jadi keputusan spontan berlandaskan emosi (atau nafsu?) sesaat aja. Nikah itu ibadah, dan fondasi dalam menjalankannya adalah Islam,” begitu kata beliau. Iya lah, pernikahan itu kan untuk membentuk keluarga, yang sakinah mawaddah warrohmah, maka landasannya juga harus bener, dan menurutku, bener, tuntunan agama adalah landasan pokoknya.
Aku pun berpikir lagi, bisa nggak ya…
Mungkin secara kasat mata, kita lihat pasangan yang baru menikah (di umur-umur aku, ya bisa ngelihat temen-temen sendiri, and even…ex boyfriend), rasanya kok bahagia sekali ya, berdampingan dengan orang yang kita sayang, sama-sama membangun rumah tangga, masa depan, and making love. Hahahaha!! Kok kayanya rasanya enak-enak semua. Tapi berkaca pada pengalaman beberapa teman yang sudah melenggang duluan kesana, nggak semuanya mulus, menyenangkan, dan enak, even sampai urusan seks pun bisa jadi masalah. Hufh, apa sih yang dicari dari pernikahan itu?
Aku sendiri membayangkan kehidupan pernikahanku secara sederhana seperti ini: aku dan pasangan bisa saling menyayangi, menghormati dan mendukung satu sama lain untuk meraih kebahagiaan, kebahagiaan itu buat KAMI bukan hanya buat AKU, it’s nice to share with someone you really love and care.
Se-simple itukah? Ya, itu kan hanya gambaran sederhananya aja, sampai saat aku nulis ini yang keinget hanya itu.
Kapan itu aku ketemu sahabatku waktu SMP, dia cowok, anak kedokteran dan punya pacar yang lebih tua dari dia. Dia harus segera jadi dokter terus mau nikah sama pacarnya, tapi dia bilang sama aku, “Udahlah, percaya sama aku, makin nambah umur dan pengetahuan kamu, pandanganmu tentang menikah mungkin akan bergeser, kamu masih muda dan belum diburu-buru kan, mungkin nanti target usia menikahmu juga bakal mundur,” ahaha… I’m not really sure about that, tapi pengalaman sampai sekarang sih memang sedikit begeser, terutama soal usia menikah.
Dulu aku pikir bagus juga ya nikah muda, umur 22-23 gitu, tapi apa yang terjadi di lapangan? Aku lulus aja belum, kok mau mikir nikah… aku juga masih banyak hal yang pengen aku capai sendiri, yaitu jalan-jalan… Aku selalu share keinginanku ini sama pacar-pacarku dulu. Dan mereka menanggapinya sendiri-sendiri, beda semua. Tapi yang paling kuingat, terakhir aku pacaran, dia orang yang sangat realistis, saking realistisnya, dia susah nerima keinginanku yang sangat dreamy itu, iya sih, jalan-jalan, apalagi ke luar negeri, dapet duit darimana? Mending ditabung buat beli rumah, mobil, makanan dan nyekolahin anak. Ini bikin aku mikir dua kali juga buat melanjutkan hubunganku dengan dia. Bukannya gimana-gimana, aku cuma berpikir, betapa menyenangkannya bisa melakukannya bersama dengan orang yang kita sayang. Menjalani petualangan bersama (anyway aku jadi keinget film Up!). Tapi kalau mimpi itu memang harus kuwujudkan dalam status belum menikah, yah mau gimana lagi, aku nggak mau hidupku sia-sia meredam mimpi. Sampai disini aku kesannya egois dan bukan family type ya?
Ups, sorry, don’t misjudge me, I am totally a family type. Aku bisa lebih memilih tinggal di rumah pada malam minggu dan ngobrol sepanjang malam sama keluarga, bisa juga memilih nyuekin HP waktu lagi “angon” adik-adikku, eh itu termasuk nggak sih? Dan kalau aku sudah berkeluarga, sebisa mungkin waktuku kucurahkan untuk keluarga lah. Hm, atau kalau perlu, dan kalau beruntung dapat suami yang suka travelling juga, anak-anak akan kubawa ikut jalan-jalan dan berpetualang, hore!
Yah…, intinya, kalo soal berkeluarga dan punya anak, baru akan kupikir setelah terapi. Dan aku pun nggak tau, efek terapiku besok bakal bertahan berapa lama, atau adakah kemungkinan bakalan kena lagi setelah terapi, aku masih nggak tau. Yang jelas, aku baru boleh bikin anak kalau sudah bener-bener sembuh. Hmm,… apa habis terapi langsung nikah aja ya? Hahahaha… hanya Tuhan yang tau.
Saat ini, aku berusaha menjalani hubungan sebaik-baiknya, dan soal menikah, kapan dan dengan siapanya, aku serahkan sama yang diatas, pasti diberi yang terbaik. Amin.
***
Dan btw btw, nggak tau kenapa nih, kok akhir-akhir ini banyak banget yang membahas tentang wedding ya, apa memang lagi musim kawin ya? Hihihi… tapi dari berbagi sumber, aku koleksi gambar-gambar wedding stuffs yang bikin iri banget, pengen sih… Lumayan juga buat referensi, siapa tau diantara kalian ada yang mau nikah dalam waktu dekat^^Photo sources are from:
Etsy
Green Wedding Shoes
Miss Molly
Taeyang's "Wedding Dress" MV Cap
and Super Junior’s “No Other” MV Caps
Thursday, July 15, 2010
Monday, July 12, 2010
Sunday, July 11, 2010
Monday, July 5, 2010
Jjang Kewer Parody Cover Dancer
Yeah, I broke my own statement, that I will never show you my new hairstyle,
by uploading these silly photos for you all!!
Hahaha...
I attended the 4th Kimoshi Fest (known as UKDW Japfest before) last Saturday, July 3rd in Jogja Expo Center(JEC).
Guess what I did there?
I was not cosplaying nor singing in a band.
I perform Kpop dance!!!
*LOUD OF DEVILISH LAUGHS!*
We parodying 5 (or 6?) Kpop song choreography, here's the playlist:
Balloon - DBSK
Bopip
Heartbeat - 2PM
Genie - SNSD
aaaaannnddd...
Beauty (BONAMANA) - Super Junior
Oyeah, finally I fulfilled my wish to do the BONAMANA dance! Yuhu~
I perform with 9 other friends, 6 yeoja (girls) and 3 namja (boys). Here they are:
Ai Neechan/Onnie
Ellie Senpai/Onnie
Wita
Choi Yaya
Rin/Dea
Dena (Dea's Imouto)
Abhi/Shi
Aga
Phepe(ぺぺ)
They're all amazing!!
Nice to had fun with you all in stage!
Next time we ROCK the stage again with K POP!!!
note: photos are copied from my friends facebook
Subscribe to:
Posts (Atom)