Rating: | |
Category: | Books |
Genre: | Romance |
Author: | Christian Simamora |
Mereka bersahabat dari kecil, selalu berbagi cerita dan rahasia. Bukan berarti ceritanya bakal jadi seperti di komik-komik serial cantik, yang mana akhirnya mereka saling jatuh cinta. Ehm, mungkin memang begitu. Tapi untuk menuju kesana… jalannya super duper ribet.
Emi pernah pacaran dengan Santo, sahabat mereka sendiri, dan berakhir tragedi. Itulah kenapa, Emi kapok buat pacaran dengan sahabat. Dalam pikirannya, dia nggak akan sekali-sekali merusak persahabatannya dengan CINTA.
Jo setengah mati cinta sama Emi, tapi cuma bisa melihat sahabatnya itu jatuh-bangun mencari cinta. Flying from one to another. Bagaimanapun, dia tetap berada di samping Emi, mendengarkan segala keluh kesahnya.
Suatu ketika, Emi dilamar oleh pacarnya. Jo susah payah menahan perasaannya dan berusaha selalu mendukung Emi, walaupun dalam hati, dia pengen Emi melihatnya, as a man. Tapi sekali lagi, Emi tetep keukeuh sama prinsipnya. Tanpa disadari, cinta itu sudah ada dalam dirinya.
“… apakah kau tahu, rasanya saling mencintai namun bertahan untuk tidak saling memiliki?”
***
Kira-kira begitu ceritanya. Sebenarnya aku nggak gitu tertarik sama novel yang kayak gini, rasanya kayak diceramahin. Tapi gara-gara direview di salah satu majalah perempuan yang reputasinya cukup oke, aku jadi tertarik, there must be “something” I should find out from this book.
Segi cerita, hmm, oke, not as cheesy as serial cantik comics. Walaupun endingnya menurutku oh so cliché buanget. Gaya bahasanya asik, nggak secanggung novel-novel romantic lainnya. Lebih kerasa seperti baca blog curcol (tapi ini lebih mutu lah, daripada curcolanku). Cuma yang rada janggal, dari sekian juta kata dalam buku ini, yang menyinggung-nyinggung “pillow talk” hanya satu kali, dan menurutku di bagian yang nggak penting pula, nggak ada hubungannya dengan kedua tokoh utama ini. Heuf… tapi ya… secara keseluruhan, buku ini OKE!
Dan… yeah…, rasanya kaya lihat diri sendiri. Aku punya sahabat cowo, yang udah kayak saudara. As written in the book, “…he’s the best ever happen in my life”. Dan satu-satunya alasan kenapa aku belum pernah terlibat romantic affair sama dia adalah karena aku pernah gagal pacaran sama sahabat kami. Aku sangat kehilangan dia (sahabat kami itu). Dan nggak mau kehilangan lagi...
Soal masa depan, ah… nanti dipikirkan lagi. Hehehe…
wah ... novel ini mengingat kan akan novel lain yang quotenya kayak begini " bagian tersulit mencintai mu aadalah merelakan mu mencintai orang lain "
ReplyDeletewuih... dalem juga...
ReplyDeletedari buku apa tuh??
maaf lupa judulnya
ReplyDeletetapi beneran recomended bgt novel nya ^^d
huwaaa... diinget2 lagi ya... nanti kasih tau lagi. oke2 ^^d
ReplyDelete