Friday, November 19, 2010

Cheating-Jealousy Boundary?

Hay friends! Though it’s a bit late, Happy Idul Adha!! My Idul Adha day went so so so weird, me, my sister and my cousins woke up late, and when we walk to the temple parking lot (where shalat Id was held), it’s already started. So we made it in 2nd day, and took place a bit further from my house. Wew.

Oh ya! Kalian masak apa di rumah? Kalau aku sendiri masak rawon, and honestly, this is the first time I cooked it, and it went good, at least for me, my sister and 2 cousins, hehehe.. and at least there were no one poisoned or something with my cook. Yatta!


Ok, but today I will not talking about Idul Adha, the cook or goat or anything (you name it). Baru sekitar sejam yang lalu aku di-SMS salah seorang teman wanitaku, “Aku bingung sama ni cewe, yang masih PM-an sama pacarku, lebih herannya lagi pacarku kok khawatir sama dia, padahal sama aku lempeng-lempeng aja waktu kuceritain soal Merapi,” he? What the hell is that? I’m so sorry that I cannot make any good advises, aku sendiri sudah lama nggak mengalami urusan yang begini, neither relationship nor jealousy or something like that.

Sebenernya sampai mana batasan yang layak untuk “dicemburui” dan sampai mana batasan untuk dibilang “selingkuh”. Aku sendiri masih rancu. Personally, I’m a person who is not easily got jealous, but sometimes, in several circumstances, I could get jealous for unexplained silly reasons. Sekedar pergi sama cewe lain, entah mantan atau temen, it’s ok, but for any intimate feeling? I can’t stand with it. Tapi bukan serta-merta aku akan menuduh pasanganku selingkuh atau kenapa-kenapa, terus main ngelabrak si wanita, dengan kasar maupun halus, menghabiskan tenaga aja!

“I think you should clarifies it with your boyfriend,”

“Wedyaaan! Aku nggak sanggup nanyanya, aku nggak mau ribut,”

“So deal with it then,”


Haruskah begitu? Jealousy is such a confusing dilemmatic feeling, di satu sisi kita nggak mau dikira cemburuan, di sisi lain yang lebih dalam ada perasaan nggak nyaman yang meliputi. How to synchronize them? Sungguh, perasaan bertahan dengan ketidaknyamanan itu bisa mengganggu seperti setan kecil yang akan terus-terusan membisiki memanas-manasi hati. Tapi idealisme jelas-jelas nggak akan mengijinkan untuk melakukan hal se-childish itu, cemburu itu hanya terjadi di hubungan yang nggak dewasa, nggak bisakah kamu lebih bijak untuk menyikapi ego-mu? Oke, bisa dibilang ini jadi perang batin. Oh…

Mungkin…batasan itu adalah “elastic boundary”, yang mana setiap orang mempunyai batas limitnya masing-masing, yang harus dimengerti juga oleh pasangannya. Batas toleransiku terhadap jealousy mungkin segini, tapi buat orang lain segitu. Everyone has their own limit.

Tentukan sendiri batasmu, teman, kalau memang menurutmu itu sudah keterlaluan, kenapa nggak dikomunikasikan aja. Kasih pengertian ke dia kalau kamu bukan sekedar cemburu buta, tapi pakai pikiran bukan sekedar emosi, dia harus tau sampai dimana batasnya hatimu bisa menerima sikap dia terhadap perempuan lain, prinsipnya kalau kamu nggak bilang ya nggak akan ngerti dianya. Kalaupun dia menganggapmu nggak dewasa dan nggak bisa mengerti dia, justru dia yang salah, karena kamu sudah mengatakan apa yang kamu pikir dan kamu rasa, dan kamu nggak se-childish itu karena nggak gegabah untuk memutuskan mengatakan sama dia, karena KAMU PERCAYA PADANYA!

2 comments: