Wednesday, March 2, 2011

Aria

Hayyy friends!! Hope you always fine, happy and healthy :)

It is so rarely I mention someone’s name as title for my post. But he is so special, for me, at least. Hehehe...

Why he become so special to me?

As written in my post before, Thank You for Made Me Smile Again..., he became one of the most important people to me since I knew him in early 2010. Actually, it was my sister who introduced him to me after she came back from Surabaya to do her research project. And Aria was the officer in the factory where she did the observation in. My sister told me about him a lot. Yup, he was an interesting man, I think. And he really is.

Dia adalah sahabat pena terbaikku. Hahaha, pasti udah lama kan kalian nggak mendengar frase “sahabat pena”? Padahal dulu sistem pertemanan seperti ini ngetren banget lho, waktu aku masih SD, jaman Majalah Bobo masih jadi konsumsi bocah-bocah seumuranku. Konsep pertemanan yang terjalin dengan saling berkirim cerita melalui pos, yang alamatnya biasa didapat dari majalah tersebut (bagi kalian yang dulu baca Bobo, pasti pernah lihat di setiap posting anak-anak pasti di bawahnya ada alamatnya, hehehe).

Jaman sekarang, mungkin era berkirim surat udah nggak njaman, udah ada metode-metode elektronik yang lebih cepat dan efisien untuk sekedar mencari teman, berkenalan dan saling bertukar cerita. Tinggal search di FB, add as friend (atau sambil kirim PM buat kenalan), approved, dan mulailah saling bertukar cerita. Nah, begitu juga lah perkenalanku dengan arek Suroboyo ini. Tiba-tiba namanya muncul di friend request (yang waktu itu di tempatku masih ada 180-an pending request *nggayaaa :P), sepertinya namanya familiar, aku approve, dan berkenalan lah kami.

Dia seumuran denganku, at least tahun lahirnya sama, tapi tuaan dia (yes!), walaupun suka merasa sok lebih muda (wew). Bahkan angkatannya pun sama. Ironisnya, dia lulus satu setengah tahun lebih cepet dari aku, hiks. Dia kuliah di ITS jurusan desain produk, yang mana itu adalah jurusan yang kuinginkan juga waktu SMA dulu, tapi akhirnya aku give up karena nggak bisa nggambar (dan keterima di UGM duluan, khah khah khah...). Oke, dari background yang sesama desainer (dalam skala yang beda jauuuhhh...) itulah yang bikin kami jadi nyambung dan cepet akrab. Dan juga, kami punya interest dan taste yang hampir sama, terutama soal desain, traveling, dan makanan (yang ternyata dia juga suka banget kare). Hehhee...

Why I called him my best pen pal? Atau lebih tepatnya disebut "text" pal yaa, karena kami berkomunikasi melalui tulisan, SMS atau wall-to-wall di FB. Bertukar cerita, mimpi dan semangat. Dan dia juga salah satu yang membuatku bersemangat untuk menyelesaikan TA, walaupun lebih banyak ngejeknya sih. Hahaha... ampun mas! Besides, we also shared stories and dreams. Sometimes he asked my opinion to be his consideration before make some important decision. That’s what friends are for :)

Di posting tersebut diatas, aku bilang dia adalah sahabat yang belum pernah kutemui di dunia nyata. But now, I already met him, IN REAL!

Agak kaget memang waktu ketemu dia pertama, a bit different than I thought, physically, he looks maturer than in his FB profile picture, hihihi. Tapi lucunya, kok proses “canggung” itu hanya berlangsung beberapa detik aja ya. Habis itu kami ngobrol lancar-lancar aja, seperti dia itu temenku SMA yang dulu akrab banget dan kemudian beda kota, terus ketemu lagi. But that was actually our first rendezvous.

Then, he took me and my cousins around the city!! Yeaah! Beginilah backpacker, “memanfaatkan” teman untuk jalan-jalan, lagipula dia kan yang lebih tau jalan. Kalo kami sendirian, walaupun bawa peta tetep aja kesasar (FYI, sehari sebelumnya kami bertiga salah jalan waktu keluar dari stasiun ke hotel, hehehe).

Seperti halnya ketika kopdar dengan temen-temen MP sekalian (yang udah pernah kopdar sama aku), kami juga ngobrol sangat-sangat banyak di sela-sela city tour itu. Walaupun aku jalan bersama 2 ekor sepupu, tapi aku sama dia malah “ngecipris” sendiri, sampai 2 adikku itu bak obat nyamuk bakar, diem di pojokan dan berasap, hahaha. Entahlah, rasanya banyak hal yang bisa kami obrolin, seperti udah kenal dia bertahun-tahun sekalipun kami belum pernah bertemu sebelumnya.


And, as I mentioned in the post before (again), he promised me to treat me in Zangrandi, a famous home-made ice cream in Surabaya. He kept his promise and really treated me there. Hyaah, he’s kind of a so-sweet person and somehow he could make me speechless by his words and what he does.

Furthermore, after I came back to Jogja, he became busier in his new job, but we still contact each other almost every day. Some people assumed that we’re in a relationship or something. I don’t know yet, I also cannot see the future, whether we could be lover or not, I enjoy this friendship so much. And if love someday may come to us, let’s see what will happen next :)



To @Aria_Sung , thanks for the song “Untukmu” that you and the band Hailback had composed for me, really makes me miss the day we met and play around the city, I wait for you to visit my city too, so soon! :)

10 comments: